Daerah

Peran Keluarga Penting Bendung Dampak Negatif Arus Globalisasi

Senin, 1 Agustus 2016 | 01:30 WIB

Jember, NU Online
Salah satu dampak arus globalisasi adalah begitu mudahnya informasi dan tontonan-tontonan layak sensor masuk dalam jangkauan remaja dan bahkan anak-anak. Akibatnya, kekerasan dan pornografi  yang melibatkan remaja dan anak-anak kerap terjadi. 

Karena itu, para orang tua dihimbau agar membuat benteng pertahanan yang kokoh bagi anak-anaknya dengan cara memperkuat akhlak berbasis keluarga sekaligus menanamkan nilai-nilai agama sejak dini. Himbauan tersebut disampaikan Siti Raudlatul Jannah saat memberikan ceramah  dalam acara halal bihalal Muslimat NU Jember di gedung Lansia, kompleks Kantor Muslimat NU, Ahad (31/7).

Menurut Dosen IAIN Jember tersebut, globalisasi informasi tak bisa dibendung, dan tak perlu  disalahkan  karena ia begerak seiring dengan perkembangan zaman. Yang bisa dilakukan orang tua adalah membentengi anaknya dengan menamankan nilai-nilai keislaman sekaligus memberi contoh dengan mengamalkan ajaran Islam itu sendiri. 

"Yang tak kalah pentingya juga orang tua  memberi contoh bilhal, dengan praktek. Misalnya shalat berjamaa'ah dan mengaji bareng-bareng dan sebagainya. Itu akan lebih mantap masuk dalam hati si anak," tukasnya.

Selain itu, katanya, orang tua perlu memantau, bahkan mengarahkan agar anak-anaknya hanya bergaul dengan komunitas yang baik. Sebab, gesekan dalam pergaulan sangat besar pengaruhnya dalam membentuk prilaku anak. 

"Pergaulannya wajib dipantau, dengan siapa dia bergaul. Bukan tidak boleh kenal dengan orang tidak baik. Tapi lingkup pergaulannya harus steeril dari orang tidak baik," jelasnya di hadapan puluhan pengurus harian Muslimat NU dan PAC Muslimat NU se-Kabupaten Jember.

Sementara itu, Ketua PC Muslimat NU Jember, Nyai Emi Kusminarni menekankan pentingnya melupakan kesalahan orang lain. Dengan demikian, maka lambat laun dendam atau perasaan jengkel terdadap orang tersebut akan sirna. Mengingat-ingat kesalahan orang lain, katanya, tidak akan membawa manfaat selain hanya mendatangkan mudlarat saja. 

"Lupakan kesalahan atau keburukan orang lain, agar kita tak sakit hati. Ingat selalu kebaikan orang lain agar kita selalu bersyukur kepada orang tersebut," ungkapnya. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)