Daerah

Pesantren Kawasan Puncak di Jombang Turut Terima Kurban LAZISNU Jatim

Kamis, 6 Agustus 2020 | 11:30 WIB

Pesantren Kawasan Puncak di Jombang Turut Terima Kurban LAZISNU Jatim

Penyerahan hewan kurban dari NU Care-LAZISNU Jatim ke Pesantren Fattahul Muhibbin, Wonosalam, Jombang. (Foto: NU Online/Rof Maulana)

Jombang, NU Online 

Pondok Pesantren Fattahul Muhibbin terletak di Dusun Babatan, Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Lingkungan sekitar pesantren kebanyakan adalah non-Muslim. Namun demikian, suasana kondusif sangat terjalin di kawasan ini.

 

Dan untuk dapat menjangkau lokasi pesantren, tim dari Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jawa Timur butuh perjuangan ekstra karena harus melewati hutan yang berada di kawasan perbukitan. 

 

“Di pesantren ini tidak ada satu pun hewan kurban,” kata Arifin yang ditanya media ini saat pengalaman menjangkau lokasi, Rabu (5/8).

 

Dijelaskan Wakil Sektretaris PW NU Care-LAZISNU Jatim tersebut, dengan semangat Nusantara Berqurban, maka dikirimlah dua ekor kambing untuk disembelih dan dibagikan kepada masyarakat sekitar.

 

Kondisi pesantren yang diasuh Gus Ahmad Basuki ini berbeda dari kebanyakan pondok yang ada. Karenanya, secara khusus KH Jamaluddin Ahmad dari Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas memerintahkannya untuk mengembangkan pesantren.  

 

Gus Bas, sapan akrabnya bermodalkan keyakinan dan doa dari sang guru terjun membina warga sekitar. Yang dilakukan dengan menggelar mengaji ala pesantren. Meskipun awalnya mendapatkan perlawanan, namun dengan pendekatan yang baik akhirnya dapat diterima dengan baik. 

 

Untuk mendapatkan suntikan motivasi dan semangat berjuang, Gus Bas memilih untuk tawasul ke beberapa pendiri NU dan para guru. Setiap hari turun dan berziarah ke makam KH M Hasyim Asyari, Kiai Abd Wahab Chasbullah, Kiai Bisri Syansuri dan beberapa kiai pendiri Nahdlatul Ulama. 

 

“Gus Bas melakukan itu selama kurang lebih tiga tahun berturut-turut dan akhirnya bisa mendirikan gubug, mushalla dan madrasah diniyah,” ungkap Arifin. 

 

Setelah riyadhah dengan berziarah ke muassis NU dan gurunya, sedikit demi sedikit beberapa pemuda berdatangan untuk menjadi santri pertama dan juga menjadi teman seperjuangan. 

 

“Saat ziarah ke makam pendiri NU dan para guru, Gus Bas selalu memegang batu nisan sembari berdoa dan memohon bantuan para pendahulu untuk menyampaikan dawah Islam rahmatal lil alamin,” terang Arifin.

 

Ketika dikonfirmasi, Gus Bas membenarkan perjuangan yang disampaikan Arifin itu. Selain itu, dirinya mengucapkan terima kasih kepada sejumlah kalangan yang telah memperhatikan dan mendukung jalan dakwahnya. 

 

“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada NU Care LAZISNU Jawa Timur dan para donatur yang telah mendukung jalan dakwah saya di sini dengan memberikan dua ekor kambing,” pungkasnya. 

 

Kontributor: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi