Daerah

Polres Jaksel: Senggolan Motor Picu Tindakan Persekusi Banser

Jumat, 13 Desember 2019 | 01:00 WIB

Polres Jaksel: Senggolan Motor Picu Tindakan Persekusi Banser

Pelaku persekusi Banser ditangkap aparat Kepolisian. (Foto: Tangkapan layar dari video yang beredar)

Jakarta, NU Online
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Bastoni Purnama, menjelaskan pemicu kasus persekusi yang dialami anggota Banser Depok tiga jam setelah terduga pelaku dibekuk, Kamis (12/12) sore. Bastoni mengatakan bahwa tindakan persekusi oleh terduga pelaku diawali dengan senggolan kendaraan korban.

Demikian disampaikan Bastoni dalam jumpa pers di Kantor Polres Metro Jakarta Selatan, Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (12/12) sore.

“Berdasarkan keterangan pelaku, pelaku melakukan perbuatan persekusi tersebut karena diawali dengan papasan atau senggolan motor dengan anggota Banser NU,” kata Bastoni di Jakarta, Kamis (12/12) sore.

Bastoni menambahkan, terduga pelaku dan korban bersenggolan motor di kawasan Lebak Bulus. Karena kesal, terduga pelaku membuntuti korban hingga TKP di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Selasa (10/12) siang.

“Pelaku berinisial HA kelahiran 1989 dan beragama Islam. Pekerjaan swasta. Tinggal di Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan,” kata Bastoni.

Bastoni menyampaikan terduga pelaku dapat dijerat dengan Pasal 310, Pasal 311, Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dan penghinaan serta UU ITE.

Sebagaimana diketahui, terduga pelaku meneriaki korban untuk menepi sambil merekam tindakan persekusinya menggunakan telepon genggam. Setelah korban menepi, pelaku langsung memaki dan berteriak seperti kejadian di dalam video. Dalam video yang beredar, pelaku memaki, menuduh kafir, memaksa korban menunjukkan identitas. Pelaku juga mengunggah konten yang memuat tindakan persekusi tersebut hingga kemudian menjadi viral.

Sikap dua anggota Banser yang tetap tenang dan tidak terprovokasi saat dipersekusi oleh orang yang tidak dikenal tersebut mendapat apresiasi dari Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Robikin Emhas. 

"Sikap sahabat Eko Sutriyo dan Wildan patut dipuji: Mereka berdua tetap tenang, sabar dan tidak terpancing provokasi berupa olokan, cacian, paksaan dan tindakan yang mengesankan diri paling tahu Islam," kata Robikin kepada NU Online, Rabu (11/12) di Jakarta.

Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Muchlishon