Daerah

Rangkul Pelajar Cilik, Rijalul Ansor Shubbanul Wathon Diluncurkan

Kamis, 31 Oktober 2019 | 00:30 WIB

Rangkul Pelajar Cilik, Rijalul Ansor Shubbanul Wathon Diluncurkan

Penampilan Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Syubbanul Wathon di Madrasah Diniyah Nurul Huda, Sokalelah, Kadur, Pamekasan. (Foto: NU Online/Hairul Anam)

Pamekasan, NU Online
Keberlangsungan sebuah organisasi terletak pada keseriusan kaderisasi. Jika terabaikan, bisa terancam terseok-seok dalam melangkah.
 
Itulah yang mendasari para pemuda Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sokalelah, Kadur, Pamekasan, Jawa Timur merangkul para pelajar cilik untuk dekat dengan Nahdlatul Ulama. Hal itu mencuat dalam peluncuran Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Syubbanul Wathon di Madrasah Diniyah (MD) Nurul Huda, Sokalelah, Kadur, Rabu (30/10) malam.
 
"Para pelajar cilik yang mengenyam pendidikan tingkat bawah di MD Nurul Iman kita rangkul untuk gabung Ansor, yakni lewat shalawatan MDS Rijalul Ansor," ungkap Ketua Pimpinan Ranting Ansor Sokalelah, Syaiful Maulana.
 
Gerakan Syaiful dan sahabat-sahabat didampingi Ra Hosnan, putra Kiai Mujiman selaku Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Sokalelah. Ra Hosnan sendiri merupakan Wakil Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Kadur.
 
"Mendekatkan NU sejak dini kepada pelajar yang masih bocah adalah kewajiban kita. Bahkan, itu tergolong darurat bila mengingat aksi para Wahabi yang mencuci otak pelajar sejak kecil. Kita harus bentengi anak-anak dan murid-murid kita," tegas Ra Hosnan yang diamini Syaiful Maulana. 
 
Dalam kesempatan itu, Kiai Mujiman mengapresiasi semangat Ansor Sokalelah yang didampingi Ansor Kadur. Dirinya mendoakan semoga gerakan massif tersebut berbuah positif untuk generasi emas bangsa ini.
 
"Haqqul yaqin itu pahala jariyah. Ketika kelak para pelajar cilik tersebut aktif di NU, pahalanya pasti mengalir pada sahabat-sahabat Ansor,” katanya.
 
Dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kadur, KH Baidlowi Absom menegaskan untuk menjadi santri saat ini tidak perlu repot. Bila tidak pernah mondok, para pemuda jangan patah hati.
 
"Karena KHM Hasyim Asy'ari sudah menegaskan, siapa pun yang mengurus NU, beliau mengakui sebagai santrinya. Siapapun yang jadi santrinya, beliau mendoakan meninggal dalam keadaan husnul khatimah," tandas Pengasuh Pesantren Al-Falah, Sumber Gayam, Kadur tersebut.
 
 
Pewarta: Hairul Anam
Editor: Ibnu Nawawi