Daerah

Rawat Persatuan, Moderasi Beragama Perlu Terus Dikampanyekan

Kamis, 22 April 2021 | 05:30 WIB

Rawat Persatuan, Moderasi Beragama Perlu Terus Dikampanyekan

Halaqah Moderasi Beragama PW GP Ansor Aceh. (Foto: NU Online/Helmi)

Banda Aceh, NU Online
Moderasi beragama yang seringkali mengemuka dan dikampanyekan pihak-pihak yang menjunjung tinggi ajaran moderat harus dijadikan kebutuhan bersama di era milenial seperti sekarang. Salah satu organisasi yang terus komitmen mengkampanyekan moderasi beragama adalah Gerakan Pemuda (GP) Ansor. 
 
Badan otonom (Banom) NU ini telah berusaha semaksimal mungkin membumikan nilai serta ajaran-ajaran agama yang moderat di berbagai kesempatan dan momentum. Dan agar lebih masif, moderasi beragama ini harus dilakukan oleh semua elemen masyarakat.
 
Demikian ini slah satu di antara poin yang disampaikan oleh narasumber halaqah Moderasi Beragama, Prof Misri A Muchsin. Kegiatan ini diselenggarakan GP Ansor Aceh untuk memperingati hari lahir (Harlah) ke-87 Ansor di Kantor Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor setempat.
 
''Hendaknya setiap umat beragama di Indonesia agar memiliki kesadaran bahwa mengamalkan ajaran agama hakikatnya sedang menjaga keindonesiaan. GP Ansor selaku badan otonom NU telah menunjukkan peran dalam menjaga nilai-nilai keislaman, kehidupan politik dan berbangsa," katanya, Rabu, (21/4).
 
Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu menyatakan, halaqah moderasi beragama punya signifikansi untuk merawat nilai-nilai persatuan dalam beragama dan berbangsa. Untuk itu, semua pihak harus menyadari term moderasi beragama jadi tuntutan bersama, tidak sebatas program formalitas pemerintah saja.
 
''Semua anggota masyarakat harus terlibat moderasi beragama dan tantangan di era milenial saat ini, misalnya kata moderasi beragama masih kalah dibanding istilah toleransi, jihad, dan sebagainya. Ini tantangan kita bersama, kita perlu menata agar hidup lebih santun, lebih ramah,'' ulasnya.
 
Ia menyebutkan, maraknya intoleransi karena pengamalan ajaran agama baru sebatas penekanan formalitas, belum menyentuh nilai-nilai esensial. Nilai itu misalnya agama tidak semata untuk Tuhan, namun juga untuk manusia itu sendiri.
 
Lebih lanjut, pria kelahiran Pantai Barat Selatan ini mengatakan, Gerakan Pemuda Ansor dalam harlah ke-87 telah menunjukkan eksistensi dan peran penting dalam perkembangan-dinamika umat dan bangsa Indonesia.
 
Dalam kehidupan berbangsa di masa yang akan datang, menurut Prof Misri GP Ansor memiliki peran strategis dalam memupuk nilai-nilai moderasi beragama dan berbangsa di Indonesia yg terkenal begitu plural.
 
''Istilah moderasi dalam Islam dikenal dengan wasathiyah, bahkan umatnya mendapat julukan ummatan wasathan, yaitu menjadi umat pilihan yang selalu bersikap menengahi atau adil. Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 143 menyebutkan: Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu 'umat pertengahan' agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu,'' jelasnya.
 
Hadir narasumber lain pada kesempatan ini, H Iqbal Muhammad, Kakanwil Kemenag Aceh), dan Aki, Ketua Hakka Aceh dipandu oleh Muhadzir Maop.
 
Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Syamsul Arifin