Rayakan Harlah Ke-64, PMII Banjarmasin Bagikan Setangkai Bunga dan Ziarahi Makam Pendiri
NU Online · Kamis, 18 April 2024 | 18:08 WIB
Banjarmasin, NU Online
Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banjarmasin merayakan Hari Lahir (Harlah) Ke-64 PMII, pada Rabu (17/4/2024). Perayaan dilakukan dengan kegiatan penuh makna oleh seluruh kader PMII se-Banjarmasin.
Perayaan Harlah Ke-64 PMII di Banjarmasin ini dimulai dengan memberikan setangkai bunga kepada pengguna jalan raya di Simpang Empat Lampu Merah, Gatot Subroto Fly Over, Banjarmasin.
Pemberian tersebut sebagai simbol rasa syukur kepada masyarakat atas dukungan dan kepercayaannya terhadap PMII selama ini.
Baca Juga
Sejarah Lahirnya PMII
Selanjutnya, seluruh kader PMII se-Banjarmasin melaksanakan kegiatan ziarah ke makam salah satu pendiri PMII, yaitu KH Laily Mansur bin KH Mansur.
"Kami merayakan Harlah Ke-64 PMII ini dengan penuh makna dan kebersamaan. Kami ingin menunjukkan bahwa PMII Banjarmasin hadir untuk masyarakat dan siap bersama-sama membangun negeri," kata Ketua Umum PC PMII Banjarmasin Alfinnor Effendy.
Ia menegaskan, PMII sebagai salah satu organisasi mahasiswa Islam tertua dan terbesar di Indonesia memiliki peranan penting dalam membentuk karakter bangsa.
"Kami berkomitmen untuk terus menjalankan program dan kegiatan yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, serta tetap mempertahankan nilai-nilai ke-Islam-an dan kebangsaan yang menjadi Nilai Dasar Pergerakan (NDP) dari PMII," tambah Alfi, sapaan akrabnya.
PMII Banjarmasin juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan bekerja sama dengan organisasi PMII selama ini.
"Dukungan dari semua pihak diharapkan dapat terus bergulir dan memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia," Imbuh Alfi.
Sejarah lahirnya PMII
Dilansir NU Online, embrio PMII berakar dari kongres ke-3 IPNU pada 27-31 Desember 1958 dengan pembentukan Departemen Perguruan Tinggi IPNU, mengingat banyak mahasiswa yang menjadi anggotanya.
Pemikiran ini sebenarnya sudah terlontar pada Kongres ke-2 di Pekalongan, tetapi kondisi IPNU sendiri yang masih perlu pembenahan menyebabkan ide ini belum ditanggapi secara serius.
Selanjutnya dalam Konferensi Besar IPNU 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta, diputuskan terbentuknya suatu wadah mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dari IPNU-IPPNU.
Dari keputusan Konbes Kaliurang ini akhirnya dibentuk 13 sponsor pendiri organisasi mahasiswa yang terdiri dari:
1. Cholid Mawardi (Jakarta)
2. Said Budairy (Jakarta)
3. M Sobich Ubaid (Jakarta)
4. M Makmun Syukri BA (Bandung)
5. Hilman (Bandung)
6. H Ismail Makky (Yogyakarta)
7. Munsif Nahrawi (Yogyakarta)
8. Nuril Huda Suady HA (Surakarta)
9. Laily Mansur (Surakarta)
10. Abd Wahad Jailani (Semarang)
11. Hisbullah Huda (Surabaya)
12. M Cholid Narbuko (Malang)
13. Ahmad Husain (Makassar)
Kontributor: M Yusril
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua