Daerah

Sambut Era Society 5.0, Santri di Jatim Pelajari Pengembangan Usaha Pesantren

Jumat, 9 April 2021 | 06:00 WIB

Sambut Era Society 5.0, Santri di Jatim Pelajari Pengembangan Usaha Pesantren

Prof Mohammad Bisri, pengasuh Bahrul Maghfirah yang juga mantan Rektor Universitas Brawijaya Malang (UB) memberikan materi tentang ekosistem halal dan implementasi ekonomi syariah. (Foto: istimewa)

Malang, NU Online

Para santri dari 12 pondok pesantren di Jember, Banyumasing, Situbondo, dan Lumajang mengikuti pengembangan kapasitas usaha di Kota Batu, Malang, pada Senin-Kamis, 5-8 April 2021. Peserta berasal dari pesantren-pesantren yang selama ini telah merintis dan mengembangkan unit usaha.


Mengusung tema Capacity Building, Kemandirian Pondok Pesantren Berbasis Digital Industri 5.0, pelatihan diharapkan agar santri pondok pesantren yang memiliki keunggulan dalam ilmu agama, juga mempunyai jiwa entrepreneurship sehingga mampu berkreasi dan berinovasi menggerakkan dunia usaha secara mandiri.

 

Disampaikan era society 5.0 bukan hanya sekadar masuk dunia digital, tetapi melibatkan kekuatan masyarakat. Pondok pesantren sebagai bagian dari masyarakat mempunyai pengalaman panjang dan terbiasa mengambil peran. Sehingga, para santri diharapkan percaya diri dan segera membekali diri untuk menyambut era digital 5.0 untuk mampu bersaing dan mengembangkan ekonomi pesantren.

 

Prof Mohammad Bisri, pengasuh Bahrul Maghfirah yang juga mantan Rektor Universitas Brawijaya Malang (UB) memberikan materi tentang ekosistem halal dan implementasi ekonomi syariah.

 

Sementara Direktur Halal Center Bahrul Maghfiroh Tri Darmanto juga membekali peserta dengan materi business mindset khususnya terkait unit-unit usaha yang ada di pondok pesantren.
Para praktisi bisnis juga memberikan materi tentang manajemen bisnis, manajemen keuangan, digital marketing, branding dan inovasi agrobisnis yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi para santri.


Menurut Prof Bisri, era disrupsi yang banyak terjadi di sektor bisnis, memaksa banyak pebisnis berpikir keras agar dapat bertahan dan bukan lagi memenangkan persaingan. UKM yang dikenal lebih lincah justru memiliki daya tahan lebih kuat dibanding perusahaan besar yang membuat momentum UKM Binaan Bank Indonesia Jember dapat menyalip di tikungan.

 

"Halal telah menjadi isu penting di segala aspek kehidupan, bahkan ke depan UKM harus sadar tentang Sistem Penjaminan Halal Internal (SPMHI). Saat ini banyak ditemukan fakta masih banyak pelaku bisnis belum memahami filosofi halal dengan benar. Edukasi harus terus dilakukan agar muncul perilaku dan budaya baru di semua tahapan bisnis termasuk masyarakat sebagai konsumen," papar Prof Bisri.

 

Menurut pria berpembawaan ramah ini, halal harus terjadi dari hulu sampai hilir, sehingga semua proses harus dikawal secara ketat. Hal ini akan membuat konsumen menjadi tenang karena semua produk yang dibeli sudah memenuhi persyaratan halal.

 

"Halal dapat menjadi added value bagi UKM agar bisa memenangkan persaingan," ungkapnya.

 

Ia menyebutkan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh saat ini telah bekerja sama dengan PT Narendra Food BM telah memproduksi keju mozzarella dan dapat menjadi contoh produk kreatif yang dikelola pondok pesantren.

 

"Selama ini mampu memproduksi 4-5 ton keju per bulan mozzarella dan dipasarkan online ke seluruh kota di Indonesia," kata Prof Bisri.

 

Dalam pelatihan ini, para peserta juga diajak berkunjung ke instalasi-instalasi yang ada di BBPP Kota Batu. Salah satunya instalasi divisi unggas. Kunjungan ini bertujuan setelah para peserta selesai melakukan pelatihan bisa mengembangkan usaha di bidang peternakan dengan pola manajemen yang sudah diajarkan dalam pelatihan tersebut.  

 

"Sehingga diharapkan dengan adanya pelatihan ini para peserta bisa mengelola usaha yang menguntungkan," kata Prof Bisri.

 

​​​​​​​Sebelum pulang, para peserta diajak mengunjungi Pabrik Pengolahan Keju Mozzarella di Bahrul Maghfiroh. Dengan pelbagai materi yang sudah diberikan, peserta pelatihan diperkenalkan proses sejak produksi hingga cara menguasai pasar dengan materi manajemen yang diberikan para pakar di bidangnya. 

 

Kontributor: Irfan Sholeh
Editor: Kendi Setiawan