Daerah

Santri Bahrul Ulum Jombang Rebut 16 Medali Kejuaraan Wushu

Senin, 3 September 2018 | 11:30 WIB

Jombang, NU Online
Santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Tambakrejo, Jombang, Jawa Timur mendominasi kejuaraan wushu tingkat kota setempat. Kegiatan berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Rejoso, Kecamatan Peterongan.

Total ada 16 medali yang berhasil dikumpulkan pada pertandingan yang dilaksanakan Sabtu hingga Ahad (1-2/9) tersebut.

Para kontingen dari Pesantren bahrul Ulum ini tergabung dalam sasana Wushu Rumy Army yang berpusat di ribath (asrama) Bumi Damai Al Muhibbin dan Mardiyah Bahrul Ulum. Sasana ini menaungi ratusan peserta didik yang semuanya berjenis kelamin laki-laki.

Pengurus sasana Wushu Rumy Army, Yazid Buthomi menyebutkan pertandingan yang diperlombakan kali ini ada dua model yaitu sanda dan taulo. Sanda pertandingan adu kemampuan teknik bertarung, sedangkan taulo pertandingan jurus. Kemudian model pertandingan ini dibagikan lagi menurut berat badan dan umur.

“Alhamdulillah tahun ini kita dapat 16 medali. Padahal tahun lalu kita hanya meraih 6 mendali. Kejuaraan ini diadakan setiap tahun dan panitia dari kesatuan wushu se-Jombang,” katanya, Senin (3/9).

Yazid menambahkan dalam pertandingan wushu ini ada tiga babak. Dimulai dengan babak penyisihan, semifinal dan final. Setiap seleksi ada tiga ronde, kecuali menang KO. Dari semua pertandingan santri Bahrul Ulum mengumpulkan empat emas, tiga perak dan sembilan perunggu.

Jumlah keseluruhan peserta kejuaraan wushu Jombang tahun 2018 yaitu 227 orang. Dengan rincian, 75 dari atlet taolu (seni) 75 orang dan 152 atlet sanda (fighter).

”Atlet yang kita kirim semuanya merupakan santri Bahrul Ulum,” katanya. Peraih emas yaitu Fathul Arifin,  Khotibul, Ari, Lutfi dan perak diraih Asadul Arifin, Su’ud, Akmal. Sedangkan mendali perunggu berhasil diraih oleh Nanda, Dimas, Hendra, Niam, Iksan, Isnan, Ishak, Iqbal, Zainul, urainya.

Mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim ini menjelaskan sasana wushu Rumy Army uniknya melakukan latihan pada malam hari. Dalam sepekan setidaknya dua kali latihan wajib dalam hari biasa yaitu Selasa malam dan Sabtu. Dan ketika mendekati pertandingan, maka latihan bisa dilakukan setiap malam.

Hingga saat ini, sasana ini telah melahirkan puluhan atlet berprestasi. Walaupun baru berdiri pada tahun 2010 lalu, tapi setiap tahun pasti ada atlet yang membawa piala pulang ke sasana. Untuk bergabung dengan Rumy Army hanya cukup mengisi formulir pendaftaran.

Pihaknya berkomitmen tidak ingin memberatkan peserta. Maka biaya yang dibebankan berupa iuran adalah untuk makan ringan dan kebutuhan latihan saja. Apalagi mereka adalah santri dan jauh dari keluarga. "Tapi bukan berarti latihannya asal-asalan, buktinya kita berhasil rebut 16 medali kali ini,” pungkas Yazid. (Syarif Abdurrahman/Ibnu Nawawi)