Daerah

Santri Putri Ngaji Sebab dan Pencegahan Kanker Serviks

Jumat, 3 Agustus 2018 | 19:00 WIB

Santri Putri Ngaji Sebab dan Pencegahan Kanker Serviks

Santri Putri Buntet Pesantren

Cirebon, NU Online
Puluhan ribu perempuan Indonesia menderita kanker serviks. Bahkan, negara dengan penduduk 263 juta orang ini menduduki peringkat kedua terbanyak di dunia dengan penyakit yang banyak membunuh perempuan tersebut.

Oleh karena itu, Gerakan Peduli Kanker Serviks (GPKS) menggandeng Ikatan Keluarga Asrama Pondok Buntet Pesantren (IKAPB) menyosialisasikan bahaya dan pencegahan penyakit tersebut kepada santri-santri putri Buntet Pesantren. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Guest House Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (3/8) siang.

Nanda Risda Fitria, narasumber, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para santri putri. Secara umum, menurutnya, para santri proaktif mengikuti pemaparannya.

"Mereka sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi sejak dini," ujarnya.

Lebih lanjut, Nanda menyatakan bahwa dengan kegiatan tersebut, santri lebih memahami bagaimana mereka harus menjaga daerah kewanitaannya. Hal yang tak kalah penting, mereka tidak menghentikan pengetahuannya hanya untuk pribadi, tapi menyebarkannya kepada rekan-rekannya.

"Secara proaktif mulai memerangi kanker serviks dengan menginformasikan kepada relasi dan orang di sekelilingnya untuk melakukan upaya pencegahan kanker serviks dan mulai menerapkan solusi yang didapatkan di dalam penyuluhan," pungkasnya.

Sementara itu, Lisa Maytika, salah satu santri, mengatakan bahwa sosialisasi tersebut membuatnya tahu sebab dan solusi masalah kesehatan kewanitaan.

"Menurut saya kegiatan seperti ini penting buat kita (santri putri, red). Kita bisa tahu penyebab penyakit seperti kista, kanker payudara, serviks dan kesehatan kewanitaan. Kita juga bisa tau tentang pencegahannya," katanya.

Adapun Ketua Umum IKAPB Jamaluddin Husein bersyukur para santri bisa mendapatkan pengetahuan tersebut. Pasalnya, hal itu tidak banyak mereka jumpai di pengajian ataupun pelajaran di sekolah.

"Semoga dengan sosialisasi ini, mereka dapat menjaga kesehatannya," harapnya. (Syakir NF/Muhammad Faizin)