Daerah

Satgas NU Peduli Depok Sosialisasikan Penanganan Covid-19 kepada Santri

Senin, 2 November 2020 | 23:00 WIB

Satgas NU Peduli Depok Sosialisasikan Penanganan Covid-19 kepada Santri

Sosialisasi penanganan Covid-19 di pesantren sangat penting karena di pesantren terjadi interaksi para santri dalam jumlah yang besar. (Foto: Pesantren Al-Manar Azhari Depok)

Jakarta, NU Online
Satuan Tugas NU Peduli Covid-19 Kota Depok, Jawa Barat melakukan sosialisasi penanganan Covid-19 kepada santri dan pengelola pesantren Al-Manar Azhari, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (31/10).

 

Ketua Satgas NU dr Muhammad Makky Zamzami mengatakan sosialisasi ke pesantren-pesantren terkait cara menangani Covid-19 sangat penting dilakukan mengingat sudah ada beberapa pesantren yang menjadi klaster baru Covid-19. Kata dia, pesantren menjadi lembaga pendidikan pertama yang melakukan pembelajaran tatap muka setelah sebelumnya pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

 

Atas kondisi ini, beberapa pesantren terpapar Covid-19. Meski begitu, dr Makky melihat pesantren menjadi lembaga paling siap hadapi Covid-19 dibandingkan dengan kluster lain. Sehingga semua kejadian bisa dikendalikan dengan baik. 

 

"Alhamdulillah sebagian besar berjalan baik. Setelah karantina massal mereka (santri) juga mengalami perubahan new normal dengan tetap menggunakan masker. Pesantren itu klaster cepat, tapi tempat kekebalan tubuhnya juga cepat," kata dr Makky dalam tayangan Seminar Virtual Satgas NU Peduli Covid-19 Depok.

 

Sementara itu, Pengasuh Pesantren Al-Manar Azhari Kota Depok, Jawa Barat, KH Manarul Hidayat, mengatakan, Allah menurunkan penyakit atau wabah kepada umat manusia saat umat manusia tersebut terbuai dengan gemerlapnya dunia. Menurut Kiai Manarul, dalam kondisi seperti ini, bisa saja Allah menegur individu yang dinilai Allah harus diberikan peringatan.

 

Ada dua sikap yang dapat diperkuat oleh hamba Allah jika tidak ingin diberikan teguran oleh Allah SWT. Pertama hablu minallah (berbuat baik dan berhubungan dengan Allah). Kedua, hablu minannas (berbuat baik dan berhubungan dengan sesama manusia).  

 

"Menurut Allah kesejahteraan akan diperoleh manusia apabila dengan Allah baik dan sesame Manusia juga hubungannya baik. Kalau dua-duanya terealisasi Allah memberikan barokahnya,” ucapnya.


Intinya, kata kiai yang lahir di Cirebon ini, umat Manusia hidup di dunia hanya sementara tidak boleh berbuat sombong. Baik sombong kepada Allah maupun sombong kepada sesama umat Manusia itu sendiri. Misalnya karena mereka menguasai teknologi, ekonomi, sains, dan ilmu antariksa lantas mereka musrik dan melupakan keagungan Allah SWT. 

 

"Padahal, dalam hadits sudah jelas, tidak akan masuk surga yang dalam hatinya ada sifat sombong," katanya. 

 

Selain para santri, sosialisasi ini juga diberikan kepada walisantri dari rumah mereka masing-masing. Tampak dalam tayangan tersebut, para santri mengikuti dengan antusias. 

 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan