Daerah HARLAH KE-60 IPNU

Sebuah Kejutan dari Siswa Tsanawiyah Kami

Selasa, 25 Februari 2014 | 05:01 WIB

Ada saja sikap dan potensi anak didik yang terkadang tidak disadari oleh gurunya. Salah satunya apa yang dilakukan Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) MTs Nahdlatul Ulama Kepuharjo, Karangploso, Malang, Jawa Timur, Senin (24/2) kemarin.
<>
Pada hari itu mereka yang baru berusia belasan tahun ini telah memberikan kejutan kepada guru-gurunya dengan merayakan Hari Lahir IPNU di madrasah mereka. Kegiatannya berupa perlombaan-perlombaan dan kuliah umum (sebagian dari kami para guru menyebutnya ‘seminar kecil-kecilan’), yang diadakan mulai 24 pebruari sampai dengan 2 Maret 2014.

Mereka memang ingin membuat sebuah kejutan dengan acara ini. Guru-guru tidak mengerti dan juga tidak menyadari hal ini. Bahkan saat mengajukan surat permohonan izin melaksanakan kegiatan pun pada hari sebelumnya, panitia sempat dimarahi oleh kepala madrasah karena acaranya tidak jelas. Namun acara tetap diperbolehkan dan ketidakjelasan acara dimaklumi mengingat mereka masih dalam taraf belajar berorganisasi. Dengan diberikan peringatan supaya tidak diulangi lagi.

Saya sendiripun juga bertanya-tanya dalam hati, ada apa gerangan? Malam harinya, sebelum hari-H tiba, saya terus bertanya dalam hati. Apa yang akan mereka lakukan? Apa mereka ingin memberi kejutan? Apa kejutannya dan siapa yang diberi kejutan? Akhirnya saya berkesimpulan. Pasti ada yang berulang tahun. Dan... langsung saja saya teringat bahwa pada 24 Februari itu adalah hari lahir IPNU. Wah, hebat juga murid-murid itu. Mereka mengingat apa yang guru-guru lupakan.

Pujiono, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum di MTs Nahdlatul Ulama, juga menyatakan hal yang sama dengan saya.

“Ini adalah suatu kejutan bagi kami para guru, karena kalian semua mampu mengingat dan mau merayakan sebuah hal yang oleh guru-guru di sini agak diabaikan. Ini adalah bukti nyata kecintaan kalian pada almamater yang kita cintai yaitu (MTs) Nahdlatul Ulama,” kata Pujiono pada saat sesi pembukaan acara dengan disambut tepuk tangan para siswa yang hadir.

“Mohon maaf kami lupa. Bahkan mungkin Pak Kholis yang sudah lama mengajar Ke-NU-an pun juga lupa. Ini peringatan bagi kami,” tambahnya sambil menyebut nama guru yang pernah mengajar Ke-NU-an di Madrasahnya.

Saya ikut senang bercampur bangga memiliki murid-murid seperti mereka. Dengan segala kepolosan, kejujuran dan semangatnya mencintai IPNU. Yang sangat menarik lagi adalah tema acara itu yang berjudul “Internalisasi Nilai-nilai Aswaja dalam Membentuk Pelajar NU yang Unggul.” 

Wah-wah-wah. Keren sekali temanya! Saya tidak tahu siapa yang membuatkannya. Dan di antara kami para guru juga ada yang bertanya-tanya, siapa yang merumuskan tema tersebut?

Selain itu sangat membanggakan pula apa yang disampaikan Ketua Pimpinan Komisariat IPPNU-nya. Itsna Mazro’atun Nadhifah.

“Jika biasanya Arema atau yang lain merayakan ulang tahun dengan hura-hura, maka pelajar NU tidak. Kita rayakan ulang tahun IPNU dengan belajar dan kegiatan keagamaan. Dengan kegiatan yang lebih berakhlaq,” kata Itsna saat sambutan.

Al-Hamdulillah. Bahagia rasanya punya murid dan generasi Pelajar NU seperti itu. Putranya Ulama (NU) harus berakhlaq seperti Ulama. Amin. ‘Bersemilah-bersemilah, tunas-tunas NU.’


Pengirim: Ahmad Nur Kholis, Guru MTs Nahdlatul Ulama Kepuharjo, Karangploso, Malang