Daerah

Sekretaris NU Pidie Jaya Tegaskan Idul Fitri Momentum Rohani untuk Pencerahan Diri

Jumat, 14 Mei 2021 | 20:00 WIB

Sekretaris NU Pidie Jaya Tegaskan Idul Fitri Momentum Rohani untuk Pencerahan Diri

Ilustrasi: Idul Fitri momentum rohani untuk pencerahan diri yang dilandasi dengan nilai-nilai ilahi dalam wujud iman dan takwa.

Pidie Jaya, NU Online
Sekretaris PCNU Kabupaten Pidie Jaya, Tgk Zahari Abdullah mengatakan meskipun tahun ini masih belum reda pandemi Covid-19, dengan Idul Fitri diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai luhur keagamaan yang membawa pada kebaikan, toleransi, dan kemajuan peradaban hidup masyarakat negeri ini. Hari Raya Idul Fitri hendaknya dapat menjadi momentum memperkuat rasa persaudaraan seluruh komponen bangsa.

 

Pria yang juga Kepala KUA Jangka Buya Pidie Jaya menyebutkan Idul Fitri merupakan momen seseorang melepaskan segala bentuk kesenangan duniawi yang semu dan kita kembali ke kesucian (fitrah).

 

"Mari kita saling memaafkan dan menghargai sesama manusia dalam momentum Idul Fitri di era pandemi Covid-19. Idul Fitri momentum rohani untuk pencerahan diri yang dilandasi dengan nilai-nilai ilahi dalam wujud iman dan takwa," lanjut pria yang akrab disapa Gus Zahari, kepada NU Online, Jumat (14/5) malam.

 

Mahasiswa Pascasarjana IAIN Lhokseumawe itu menyebutkan bahwa selama bulan Ramadhan berarti pembakaran, yaitu pembakaran dosa-dosa yang telah lalu. Ini sebagaimana diungkapkan dalam hadits "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosa dosanya yang telah lalu akan diampuni."

 

"Beruntunglah orang orang yang berpuasa tulus ikhlas lillahita’ala, karena mendapatkan amnesti pengampunan dosa. Allah dan Rasul-Nya tidak menyalahi janji-Nya.Itulah yang disebut dengan kemenangan, kembali kepada fitrah tidak berdosa, jika benar melaksanakan puasa Ramadhan mulus tanpa gangguan AIDS (Angkuh Iri Dengki Sombong dan lantam)," lanjutnya.

 

Di samping itu, Tgk Zahari berharap Idul Fitri melalui kerja sama dan keikhlasan semua pihak mematuhi protokol kesehatan (prokes) di masa pandemi, hari kemenangan dapat dimaknai sebagai kemenangan dalam perang melawan Covid-19.

 

"Idul Fitri dirayakan setelah umat Muslim menjalani puasa di bulan Ramadhan selama satu bulan dan saat ini merupakan hari kemenangan. Kini saatnya kita sambut hari kemenangan, yaitu kemenangan melawan hawa nafsu dan akhlak yang tercela, mengantarkan kita kepada fitrah kemanusiaan," jelasnya.

 

Lebih lanjut, Tgk Zahari mengatakan dalam memaknai Idul Fitri berarti memaknai perjalanan hidup kita. Ini merupakan momentum terbaik bagi setiap manusia untuk kembali ke fitrahnya sebagai makhluk yang suci.

 

Idul Fitri bermakna kembali kepada naluri kemanusiaan yang murni. Setelah satu bulan lamanya kita ditempa menahan segala hawa nafsu, memberikan hak-hak jiwa dan raga secara adil, kini saatnya kita dituntut menjadi jiwa yang baru. Layaknya bayi yang baru lahir, kertas putih yang belum ternodai.

 

Kembali fitrahnya manusia harus dipahami secara kaffah (menyeluruh). Manusia senantiasa diberikan petunjuk tetap berusaha merujuk pada kebenaran yang hakiki di  sisi Allah. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial.

 

"Sebagai makhluk individu, kita harus mampu memberikan hak-hak kepada seluruh aspek kehidupan yang menjadikan hati, jiwa dan raga tenang, nyaman dan damai dengan meningkatkan kebutuhan rohaniah, yakni iman dan taqwa kepada Allah SWT," tutupnya.

 

Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Kendi Setiawan