Daerah

Shalat Obat Mujarab Atasi Trauma

Sabtu, 11 Agustus 2007 | 02:28 WIB

Banda Aceh, NU Online
Shalat yang diwajibkan lima waktu dalam sehari kepada umat Islam itu merupakan salah satu "obat mujarab" untuk mengatasi berbagai trauma akibat bencana alam, kata seorang ulama Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Tgk H Bardad MS.

"Saat seorang muslim diterpa badai kegelisahan, ketakutan yang ditimbulkan akibat bencana alam, maka trauma tersebut dapat teratasi dengan mendirikan/melaksanakan shalat yang telah diwajibkan kepada setiap muslim," kata dia dalam khutbahnya di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Jumat.

<>

Karena, shalat itu merupakan jalan yang ditempuh umat manusia untuk berinteraksi langsung dengan Allah SWT sebagai pencipta. "Dengan shalat itu maka hati akan menjadi lebih tenang dan tentram.

"Shalat  adalah hadiah terbesar yang diberikan Allah SWT kepada kita, jadi sungguh tidak sopan jika manusia tidak bisa  menghargainya," ujar dia.

Tgk H Bardad MS  yang juga Ketua Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU/MUI) Kota Banda Aceh itu mengharapkan kepada seluruh umat  muslim dapat  mengkritisi kembali makna shalat yang benar, termasuk rukun dan syarat-syaratnya.

"Tidak jarang kita menemui orang yang selalu ke mesjid dan melaksanakan shalat, namun dalam kesehariannya masih melakukan ha-hal yang dilarang dalam Islam, itu  menandakan orang tersebut belum melaksanakannya dengan benar," ujarnya.

Orang yang demikian dinilai belum menggunakan shalat sebagai medium bermunajat kepada Allah dan telah gagal menemukan makna yang hakiki serta tidak dapat meraih kedamaian batin.

"Shalat bukan untuk dipamerkan, melainkan guna mendidik ketulusan dan dispilin dalam beramal serta menjadi input memperbaiki sikap dan tingkah laku sehari-hari," katanya.

Dia juga menghimbau kepada umat muslim untuk mendidik keluarga dan masyarakat mengenai pelaksanaan shalat yang benar sesuai anjuran Rasulullah SAW.

"Keberhasilan seseorang dalam keluarga dan masyarakat sangat ditentukan oleh ketekunan melaksanakan shalat menjadi kebutuhan hidup, darah daging serta benteng pelindung dari berbagai perbuatan tercela," demikian Tgk H Bardad MS. (ant/din)