Susun Buku Biografi, RMINU Ziarahi Tujuh Ulama Kharismatik Pringsewu
NU Online · Kamis, 28 Januari 2021 | 22:30 WIB
Muhammad Faizin
Kontributor
Pringsewu, NU Online
Sejumlah pengasuh pesantren dalam Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Pringsewu, Lampung melakukan ziarah ke makam tujuh ulama kharismatik di daerah tersebut, Kamis (28/1). Ziarah ini merupakan ikhtiar batin yang dilakukan untuk suksesnya penyusunan Buku Biografi Tujuh Ulama Kharismatik Kabupaten Pringsewu.
Menurut Ketua RMINU Kabupaten Pringsewu KH Abdul Hamid, tujuh ulama kharismatik yang diziarahi dan akan dibukukan biografinya tersebut adalah ulama yang memiliki peran dan andil besar dalam berdirinya pondok-pondok pesantren di Bumi Jejama Secancanan Bersenyum Manis ini.
“Tujuh ulama ini memiliki sejarah perjuangan sehingga saat ini banyak pesantren berdiri di Pringsewu. Angka tujuh dalam bahasa Jawa adalah ‘Pitu’ bermakna ‘Pitulungan’ (pertolongan). Ayat Al-Qur’an juga dibuka dengan surat Al-Fatihah yang memiliki tujuh ayat,” jelasnya.
Salah satu maqbarah ulama kharismatik di Kabupaten Pringsewu
Dengan ikhtiar batin ini diharapkan buku biografi yang akan disusun nantinya akan cepat selesai dengan pertolongan Allah SWT dan selanjutnya buku tersebut akan menjadi pembuka untuk mengingat kembali sejarah perjuangan para ulama di Pringsewu.
Ziarah tersebut dilaksanakan satu hari dimulai dari Kecamatan Pardasuka dan berakhir di Kecamatan Ambarawa. Adapun tujuh ulama kharismatik tersebut adalah KH Abdul Wahab (Pardasuka), Syekh Manaqib (Adiluwih), Syekh Aulawi (Sukoharjo), KH Ghalib (Pringsewu), Habib Hamid (Gadingrejo), KH Abdullah Sayuti (Pringsewu), dan KH A Rais Abdillah (Ambarawa).
Selain berziarah ke makam ulama tersebut, rombongan juga menyempatkan untuk menemui dzuriyah (keluarga) yang meneruskan perjuangan dalam mengasuh pesantren. Hal ini ditujukan untuk mempererat komunikasi dan silaturahmi antar para pengasuh pesantren sekaligus membahas perkembangan dan permasalahan yang ada dalam pengelolaan pesantren.
Silaturahmi di Pesantren Zamais Kecamatan Adiluwih
Menurut Kiai Hamid, ke depan, beberapa ulama lain di Pringsewu juga akan ditulis biografi perjuangannya semasa hidup dan juga akan dibukukan. Selain agar sejarah perjuangan para ulama tidak hilang, para generasi penerus juga dapat mewarisi semangat berjuang para ulama dalam menegakkan agama, bangsa, dan membina masyarakat.
“Sejarah perjuangan ini penting diketahui para generasi muda untuk meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang telah dianugerahkan Allah SWT melalui washilah (perantara) perjuangan ulama,” jelasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua