Teladani Jihad Pahlawan, 300 Santri Siap Berjihad di Medsos
NU Online · Senin, 11 November 2019 | 06:30 WIB
Jihad para santri zaman dahulu dan sekarang tentu berbeda. Dulu santri berjuang secara fisik melawan dan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Dulu KH M Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad sehingga meletus perang di Surabaya.
Koordinator Daerah Arus Informasi Santri (AIS) Banten, Ferdiansyah Irawan, mengatakan hal tersebut saat memberi sambutan dalam peringatan Hari Lahir (Harlah) dan Kopi Darat Wilayah (Kopdarwil) ke-2 AIS Banten di Pesantren Nur Antika Tiga Raksa Tangerang, Minggu (10/11).
“Tentunya, jihad di era sekarang kita artikan santri sebagai intelektual Islam harus bergerak menunjukkan peran agar bisa mengimbangi ujaran-ujaran provokatif yang bertebaran di medsos,” kata Ferdiansyah.
“Medsos tidak boleh diisi oleh orang-orang alay saja. Santri juga harus meramaikan medsos dengan pesan-pesan kedamaian dan keaswajaan,” jelasnya di hadapan lebih kurang 300 santri perwakilan berbagai pesantren yang hadir dalam acara yang dikemas dengan peringatan Hari Pahlawan ini.
Menurut dia, saat ini banyak sekali konten dakwah di medsos yang tidak ramah dan tidak sejuk. Oleh karenanya, ini yang diharus dilawan dengan konten-konten dakwah yang menyejukkan. “Terlebih lagi santri harus berperan aktif dalam kemajuan bangsa Indonesia,” tambahnya.
Feri, sapaan akrabnya, menambahkan, salah satu misi AIS adalah mendigitalisasikan dakwah Islam Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah. Sebagaimana diketahui, AIS merupakan kumpulan santri NU dari berbagai admin pesantren.
Oleh karenanya, ia mendorong agar mereka mensyiarkan dakwah di medsos dengan sentuhan ala kaum sarungan dan Islam rahmatan lil alamin.
“Ke depan, saya berharap para santri di Banten terlibat aktif dan berkontribusi positif dalam menebarkan paham-paham Islam Ahlusunnah wal Jama’ah An-Nadhliyah,” tandasnya.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Harlah dan Kopdarwil AIS Banten, Fahmi, mengatakan acara Kopdarwil ke-2 AIS Banten ini merupakan ajang pertemuan antaradmin akun resmi pesantren dan pergerakan NU.
“Mereka tergabung dalam AIS Banten untuk menebarkan kebaikan di media sosial (medsos). Selain itu, juga meng-counter konten yang menjadi pemecah bela bangsa,” kata Fahmi.
Pengasuh Ma'had Nur Antika KH Encep Subandi sangat mengapresiasi kegiatan Kopdarwil ke-2. “Santri harus menjadi penyebar informasi yang bijak,” ungkapnya.
Senada dengan itu, KH Raden Yusuf Al-Mubarok menambahkan, meskipun Indonesia mayoritas penduduknya muslim terbesar di dunia, yang dikenal dengan penduduk yang toleran, dan multikultura, tapi faktanya bibit intolerasi dan bibit kebencian masih ada.
“Maka dari itu, kami berharap adanya AIS bisa mewarna medsos dengan konten-konten yang ramah,” ujar pria yang juga Ketua Jatman Kabupaten Serang ini.
Ketua PWNU Provinsi Banten KH Bunyamin mengatakan, santri harus bisa meneruskan perjuangan para pahlawan dulu yang telah berjuang memerdekakan bangsa Indonesia.
“Santri harus mampu menjadi perekat bangsa serta menguasai dunia digital sebagai dakwah untuk menebarkan kasih sayang, dan menebarkan paham ahlusunah wal jamaah khususnya di Banten,” ujar Kiai Bunyamin.
Selain Kiai Bunyamin, hadir pula dalam Kopdarwil ke-2 AIS Banten para ulama, antara lain Ketua PCNU Kabupaten Tangerang KH Encep, dan Ketua Jatman Kabupaten Serang KH Raden Yusuf Al Mubarok.
Kontributor: Aziz Jazuli
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
4
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua