Daerah

Warek Uinsa Prihatin di Indonesia Tanah Subur Jadi Perumahan

Jumat, 27 September 2019 | 15:15 WIB

Warek Uinsa Prihatin di Indonesia Tanah Subur Jadi Perumahan

Seminar Kependudukan dan Lingkungan Hidup di Uinsa, Kamis (26/9) (Foto: NU Online/Yusuf Amrozi)

Surabaya, NU Online
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya, Wahidah Zein Br Siregar, mengungkapkan keprihatinannya akan realita kependudukan di Indonesia. Beberapa sahabat dekatnya dari luar negeri, kata dia, mengaku mengkhawatirkan kondisi Indonesia yang cenderung apati terhadap lingkungan.
 
"Kenapa ya tanah subur dibikin rumah? Di Eropa justru tanah tidak subur yang dibikin rumah. Dan satu hal, kita tidak mau tinggal ke atas. Tapi membangun ke samping. Di Hong Kong, mereka membangun ke atas," ujarnya mengisahkan perbincangan bersama koleganya.
 
Berbicara pada pembukaan Seminar Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Kamis (26/9), Wahidah juga mengungkapkan permasalahan kependudukan lainnya yang juga disoroti adalah munculnya tren menikah muda.
 
"Saya miris, datang ke toko buku terus ada buku tentang asyiknya menikah muda. Ini gimana? Kalau BKKBN kan jelas standarnya. Usia menikah perempuan minimal 20 tahun, laki-laki 25 tahun," ujarnya.
 
Ia juga mengatakan, fenomena menikah muda juga diantisipasi, mengingat tingkat kematangan pribadi pasangan masih rentan. "Menikah terlalu muda tidak bagus bagi kesehatan bayi. Belum lagi urusan agama, bagaimana hak dan kewajiban, perilaku terhadap orang tua dan mertua, dan lain sebagainya," tegas Wahidah.
 
Seminar tersebut diadakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Ampel (Uinsa). Hadir selaku narasumber Yenrizal Makmur, Ketua Perwakilan BKKBN Jawa Timur; H Mas'ud Said, Ketua ISNU Jawa Timur. Kegiatan digelar di Ruang Sidang, Gedung Rektorat Lama.

Dekan FST, Eni Purwati dalam sambutan menyampaikan kebahagiaan dapat menggelar kegiatan yang dinilai merupakan nikmat tak terhingga tersebut. Hal itu karena seminar tersebut dapat memberikan pengetahuan baru yang dapat diimplementasikan dalam karya-karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya Jawa Timur.

Dirinya juga menyampaikan, enam prodi yang terbagi dalam dalam dua jurusan, Sains dan Teknologi memiliki potensi yang besar untuk dikerjasamakan dengan BKKBN maupun ISNU. Terutama kaitannya dengan prediksi penelitian dan model pemberdayaan di Jawa Timur.
 
"Mudah-mudahan ini dapat ditindaklanjuti dengan karya dan kerja nyata untuk Jawa Timur lebih baik. Manfaat bagi Uinsa, Jawa Timur, Indonesia, dan rahmatan lil alamin," tukasnya.
 
Kegiatan juga diisi dengan penandatangan Nota Kerja Sama antara FST Uinsa dengan BKKBN dan ISNU Jawa Timur.
 
Kontributor: Yusuf Amrozi
Editor: Kendi Setiawan