KH Ma’ruf Khozin Ingatkan Bahaya dan Keharaman Konsumsi Ayam Tiren
NU Online · Jumat, 9 Mei 2025 | 18:00 WIB
Sidoarjo, NU Online
Salah seorang kiai di PWNU Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin menegaskan keharaman memakan ayam tiren atau ayam yang mati kemarin. Ia menegaskan hal itu saat merespons viralnya atlet binaraga Kota Malang yang memakan ayat tiren untuk memenuhi asupan protein dikarenakan minimnya anggaran.
“Memakan hewan darat yang sudah mati sebelum disembelih hukumnya haram. Hal ini dilarang dalam agama,” kata Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama (MUI) Jawa Timur, Selasa (06/05/2025).
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu, Bangkalan itu menuturkan bangkai adalah hewan mati tanpa disembelih, sehingga istilah ayam tiren itu artinya mati kemarin.
Kiai Ma'ruf mengulas larangan memakan bangkai hewan telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an, tepatnya di Surat Al-Baqarah ayat 173. Bahkan, menurutnya, bangkai hewan lebih berat larangannya dibandingkan daging babi.
"Secara hukum fikih tidak boleh dimakan, dan ini larangannya ada di Al-Qur'an. Misalnya di Surat Al-Baqarah 173. Itu yang pertama kali dilarang sebelum babi adalah bangkai, termasuk ayam yang mati sebelum disembelih," jelasnya.
Ia menjelaskan, MUI Jatim telah melakukan kajian bersama Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LBPOM) terkait standar daging hewan yang baik untuk dikonsumsi manusia. Hewan tiren dinilai lebih banyak bahayanya daripada gizinya. Karena ayam dan binatang darat yang lain punya darah. Darah itu harus disembelih dan dialirkan, agar dagingnya segar.
“Kalau darahnya ini dikonsumsi, dimakan, kita tahu darah mengandung kuman, bakteri, dan itu dalam jangka waktu lama tidak baik dalam tubuh," jelasnya.
Selain itu secara medis pun ini dibenarkan. Syariat Islam, Al-Qur'an itu dalam tinjauan sudut pandang medis dibenarkan. Bahkan MUI dengan LPPOM melakukan kajian bersama tentang hewan yang menyehatkan, yaitu darahnya harus hilang, baru daging itu segar dan penuh vitamin.
"Kalau mungkin mengonsumsi tiren mengaku ada vitamin, protein, dan seterusnya, itu sekali lagi tidak bertahan lama. Artinya, tetap berisiko bahayanya lebih tinggi," tandasnya.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua