Khutbah

Khutbah Jumat: Islam Melarang Bullying atau Perundungan

NU Online  Ā·  Selasa, 20 September 2022 | 16:00 WIB

Khutbah Jumat: Islam Melarang Bullying atau Perundungan

Tindakan bullying berbentuk ejekan, olok-olok, panggilan dengan julukan yang tidak baik bahkan hingga menyakiti fisik.

Materi khutbah Jumat ini mengajak kepada umat Islam untuk memperhatikan bahaya bullying atau perundungan. Tindakan bullying atau perundungan termasuk di lingkungan pendidikan membawa mudharat secara fisik dan mental. Oleh karena itu, tindakan bullying harus segera dihentikan.


Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul ā€œKhutbah Jumat: Islam Melarang Bullying atau Perundungan.ā€ Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

Khutbah I

Ų§Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲÆŁ Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł†ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲ±ŁŁ‘ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŁ€Ų²Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¬ŁŲ³Ł’Ł…ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¬ŁŁ‡ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų®ŁŁ„ŁŁ‚ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†ŁŽ Ā  Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…Ł°Ł†ŁŲŒ ŁŁŽŲ„Ł†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł…ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§Ł†ŁŲŒ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł: ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁŁ‘Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ³Ł’Ų®ŁŽŲ±Ł’ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŒ مِنْ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų¹ŁŽŲ³ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ†ŁŁˆŲ§ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ų”ŁŒ مِنْ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ų”Ł Ų¹ŁŽŲ³ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ†ŁŽŁ‘


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin, takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhĆ¢nahu wa ta’âla dan menjalankan perintah-Nya. Karena dengan ketakwaan, setiap persoalan hidup yang kita alami akan ada jalan keluarnya dan akan ada pula rezeki yang datang kepada kita tanpa disangka-sangka, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran surah At-Talaq Ayat 2 dan 3:


ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŽŲ¬Ł‹Ų§ * ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł‡Ł مِنْ Ų­ŁŽŁŠŁ’Ų«Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŽŲ³ŁŲØŁ ۚ


Artinya, ā€œSiapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS At-Talaq: 2-3)


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhĆ¢nahu wa ta’âla

Beberapa waktu ini kita sering sekali mendengar suatu berita dan kabar tentang perilaku bullying yang terjadi di pesantren. Tentunya berita ini membuat kita sedih dan prihatin di hati masyarakat yang menaruh kepercayaan terhadap pendidikan pesantren sehingga memasukkan anak-anak mereka ke pesantren. Tentu! Dan harus digarisbawahi oleh jamaah sekalian, bahwa tindakan tersebut merupakan perilaku oknum, dan tentu tidak semua pesantren-pesantren di Indonesia dapat disamaratakan kondisinya.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dari peristiwa tersebut, kita seharusnya perlu sadar bahwa bukan hanya di pesantren tindakan bullying ada. Ia bahkan terjadi di berbagai tempat dan institusi di negeri kita. Baik institusi pendidikan, perkantoran, dan yang lainnya. Hal tersebut membuat kita terenyuh ketika mendapati bahwa tindakan-tindakan bullying yang terjadi di negeri kita merupakan cerminan dari perilaku masyarakat kita sendiri. Itulah yang telah hilang dari kita, yaitu akhlak.


Jelas sekali bagi kita, tindakan bullying ataupun perundungan yang menyentak alam sadar kita, bukan saja dampak psikologis yang diakibatkan, bahkan hingga menghilangkan nyawa. Berapa banyak korban yang psikologisnya terdampak akibat tindakan bullying. Hal tersebut tentunya dapat merusak masa depan si korban. Bagaimana tidak? Pasca menerima tindakan bullying ia akan merasakan trauma dan depresi, lebih-lebih apabila tidak ada orang di sekitarnya yang peduli.


Bullying sendiri adalah perilaku agresif yang melibatkan berbagai perilaku, baik berupa kekerasan fisik seperti memukul, menampar, memalak, menendang, dan membuat gerakan kasar lainnya, atau kekerasan verbal seperti menghina, memanggil dengan panggilan buruk, menebar gosip, menuduh, dan sebagainya, maupun psikologis, seperti mengucilkan, menatap sinis, mempermalukan di depan umum, dan sebagainya. Umumnya oleh yang lebih senior, lebih kuat, dan berstatus sosial lebih tinggi daripada korban bullying.


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Dalam Al-Quran setidaknya ada 3 istilah yang masuk kategori bullying. Ketiganya bukanlah cerminan dari sifat seorang yang beriman kepada Allah, dan sudah barang pasti ketiga hal tersebut dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala.


Istilah pertama adalah istihza, artinya adalah mengolok-olok. Disebutkan dalam surah Al-Baqarah


ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§ Ų¢Ł…ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁˆŁ’Ų§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰Ł° Ų“ŁŽŁŠŁŽŲ§Ų·ŁŁŠŁ†ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŁˆŲ§ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ­Ł’Ł†Ł Ł…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŁ‡Ł’Ų²ŁŲ¦ŁŁˆŁ†ŁŽ


Artinya, ā€œDan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olokā€. (QS Al-Baqarah :14).


Istilah yang kedua adalah sakhr, yaitu merendahkan dan mengejek. Hal ini pernah disebutkan Al-Quran ketika menyinggung umat Nabi Nuh yang mengejek Nabi Nuh ketika hendak membuat bahtera. Dalam surah Hud ayat 38 disebutkan:


ŁˆŁŽŁŠŁŽŲµŁ’Ł†ŁŽŲ¹Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŁ„Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁƒŁŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ±Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŽŁ„ŁŽŲ£ŁŒ مِنْ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŁ‡Ł Ų³ŁŽŲ®ŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡Ł ۚ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ؄ِنْ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ų®ŁŽŲ±ŁŁˆŲ§ Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ³Ł’Ų®ŁŽŲ±Ł Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ų®ŁŽŲ±ŁŁˆŁ†ŁŽ


Artinya, ā€œMulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).ā€ (QS Hud : 38)


Istilah yang ketiga adalah talmiz, saling mencela. Disebutkan dalam surah al-Hujurat ayat 11:


ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ³Ł’Ų®ŁŽŲ±Ł’ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŒ مِنْ Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų¹ŁŽŲ³ŁŽŁ‰Ł° Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ†ŁŁˆŲ§ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ų”ŁŒ مِنْ Ł†ŁŲ³ŁŽŲ§Ų”Ł Ų¹ŁŽŲ³ŁŽŁ‰Ł° Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ū– ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ„Ł’Ł…ŁŲ²ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ²ŁŁˆŲ§ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ„Ł’Ł‚ŁŽŲ§ŲØŁ Ū– ŲØŁŲ¦Ł’Ų³ŁŽ Ų§Ł„ŁŲ§Ų³Ł’Ł…Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŲ³ŁŁˆŁ‚Ł ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŁŠŁ…ŁŽŲ§Ł†Ł ۚ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁŲØŁ’ ŁŁŽŲ£ŁŁˆŁ„ŁŽŁ°Ų¦ŁŁƒŁŽ Ł‡ŁŁ…Ł Ų§Ł„ŲøŁ‘ŁŽŲ§Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ


Artinya, ā€œHai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.ā€ (QS al-Hujurat: 11).


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Ketiga jenis tindakan bullying sebagaimana di atas, yaitu mengejek, mengolok-olok, memanggil dengan julukan yang tidak baik bahkan hingga menyakiti fisik sangat tidak dibolehkan, apalagi bagi kita sebagai orang-orang Islam. Nabi Muhammad shallallahu ā€˜alaihi wa sallam, sebagai teladan kita, pernah bersabda:


Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…Ł Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų³ŁŽŁ„ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ مِنْ Ł„ŁŲ³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŲÆŁŁ‡Ł


Artinya: ā€œSeorang [disebut] muslim adalah manakala orang-orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannyaā€. (Hadis riwayat Imam al-Bukhari)


Tegas sekali hadis yang disebutkan tadi mengajak kita supaya menjaga ucapan, jangan sampai kata-kata yang kita keluarkan dapat menyakiti orang lain. Naudzubillah kita malah sengaja melakukan tindakan caci maki yang dapat menyakiti orang lain. Juga, kita diperintah oleh Nabi shallallahu ā€˜alaihi wa sallam untuk menjaga tindakan kita, jangan sampai menyakiti fisik orang lain, bahkan apabila ada yang berbuat salah di sekitar kita, kita seenaknya saja menghakimi orang tersebut. Terlebih hal ini kerap terjadi pada orang yang merasa lebih senior, padahal Nabi shallallahu ā€˜alaihi wa sallam menegaskan dalam sabdanya:


Ł„ŁŽŁŠŁ’Ų³ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽŁ‘Ų§ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ ŲµŁŽŲŗŁŁŠŁ’Ų±ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁŠŁŁˆŁŽŁ‚ŁŁ‘Ų±Ł’ ŁƒŁŽŲØŁŁŠŁ’Ų±ŁŽŁ†ŁŽŲ§


Artinya, ā€œBukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan di antara kamiā€. (Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi)


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala

Sudah selayaknya kita menghindari tindakan bullying. Hendaknya yang besar menyayangi yang kecil, mengayomi, mengajari kebaikan, dan menegur dengan baik jika melakukan kesalahan. Sebaliknya, sebagai timbal balik, yang kecil pun menghormati yang besar, yang lebih senior, yang patut dihormati dan dijadikan teladan. Tidak mengolok-olok satu sama lain, mencela atau menyebut orang lain dengan sebutan yang jelek. Apabila hal ini sudah menjadi kesadaran di tengah masyarakat kita, niscaya hidup kita akan damai dan tak ada bullying di antara kita.


ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ الله Ł„ŁŁŠ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł مِنْ Ų¢ŁŠŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ£Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­ŁŁŠŁ’Ł…Ā 


Khutbah II

Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ أنْ لآ Ų„Ł„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†ŁŽŁ‘ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ł„ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ ŲØŲ¹ŲÆŁŽŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł


Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŲŒ ŁŠŁ°Ų£ŁŽ ŁŠŁ‘ŁŁ‡Ų§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„Ł Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŲ§Ł„Ł‚ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁŽŁ†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ


Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŲØŁŽŲ§Ų¹ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„ŁŽ ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ų¬Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ŲØŁŽŁ‡Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹Ł°Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ


Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’


Ustadz Amien Nurhakim (Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah dan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)