Lingkungan

Emak-emak di Desa Gambut Produksi Masker dan Jamu, Bantu Cegah Covid-19

Jumat, 4 September 2020 | 18:39 WIB

Emak-emak di Desa Gambut Produksi Masker dan Jamu, Bantu Cegah Covid-19

Para perempuan di Desa Menang Raya Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel menginisiasi penjahitan masker dengan jumlah yang banyak, kemudian dijual dengan harga yang murah. (Foto: BRG)

OKI, NU Online
Masyarakat Sumatera Selatan mulai menyadari pentingnya menjaga pola hidup sehat, tidak terkecuali warga yang hidup di sekitaran lahan gambut. Tingginya harga masker di pasaran semakin memperparah keadaan di tengah-tengah pandemi Covid-19, terutama bagi mereka masyarakat yang tergolong kurang mampu. 

Merespons masalah-masalah yang muncul akibat pandemi corona di Indonesia tersebut, para perempuan di Desa Menang Raya Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Provinsi Sumsel menginisiasi penjahitan masker dengan jumlah yang banyak. Masker kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat luas.  
 
Meski usia para emak-emak itu tidak lagi muda, semangat mereka memotong kain untuk dijadikan masker sangat tinggi. Ibu Maryulis (57 th) misalnya, setiap hari waktunya dihabiskan di Rumah Produksi Masker (RPM) di desa setempat. 

Dinamisator BRG Sumatera Selatan, DD Shineba mengatakan, pihaknya merasa bersyukur ibu-ibu di desa gambut menyadari pentingnya gotong royong di tengah pandemi corona. Menurutnya, masker yang diproduksi tersebut dibagikan kepada warga yang membutuhkan terutama masyarakat perkotaan yang masuk zona merah Covid-19.

"Kegiatan ini murni untuk masyarakat, BRG hanya membantu memfasiltiasi peralatan seperti mesin jahit," katanya Senin (13/4). 
 
Ia mengungkapkan, Rumah Produksi Masker awalnya tempat membuat kerajinan anyaman purun. Purun atau dalam bahasa latin eleocharis merupakan tanaman sejenis rumput-rumputan yang banyak dijumpai di kawasan gambut. 

Shineba menerangkan, peralatan jahit di RPM yang saat ini dimanfaatkan masyarakat Sumsel  merupakan bantuan Badan Restorasi Gambut (BRG). Bantuan tersebut dalam rangka mendukung kegiatan warga yang hidup di kawasan gambut, dengan harapan warga dapat mengolah tanaman yang hidup di lahan gambut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. 

"Bantuan alat jahit itu sudah kami salurkan dua tahun yang lalu. Alhamdulillah bermanfaat untuk masyarakat," tuturnya. 
 
Shineba menambahkan, kisah sukses kelompok ibu-ibu ini viral di media sosial beberapa waktu yang lalu. Kini mereka kebanjiran pesanan masker dari berbagai kalangan. 

"Baru saja, Komandan Koramil 402-02/Pedamaran, Kapten Infanteri Pianto dan Ibu-Ibu Persit berkunjung untuk belajar membuat masker pada kelompok pengrajin di Menang Raya," tuturnya.

Hal serupa dilakukan emak-emak di Kalimantan Barat dan di Provinsi Riau tepatnya di Desa Sarang Burung Danau Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas dan yakni dan di  Desa Pedekik-Desa Temiang Kabupaten Bengkalis. 

Ibu-ibu di desa tersebut bahu membahu produksi masker kain dan jamu untuk mencegah penularan virus Corona. Ibu-ibu tersebut tak lain adalah kelompok pegiat ekonomi kecil binaan Badan Restorasi Gambut (BRG) sejak 2017 lalu. Jamu diproduksi dari bahan alami yakni tanaman rimpang. 

"Tanaman rimpang ini kami ambil dari kebun tanaman obat keluarga yang kami tanam di perkarangan rumah, dengan menggunakan pupuk alami," ucap Ketua TP PKK Desa Pedekik Rita Afriana. 

Pewarta : Abdul Rahman Ahdori
Editor : Kendi Setiawan