Lingkungan

Kepala BRG Bertekad Pemulihan Gambut Berjalan Maksimal

Jumat, 24 Mei 2019 | 22:00 WIB

Jakarta, NU Online
Badan Restorasi Gambut (BRG) sedang mempersiapkan 20 paket untuk merevitalisasi ekonomi kawasan gambut di Provinsi Papua, khususnya di Kabupaten Mappi dan Merauke. Penggelontoran dua paket revitalisasi tersebut dimaksudkan agar pemulihan lahan gambut di Provinsi Papua berjalan maksimal, terutama di Kabupaten Merauke yang perlu perhatian lebih.

Kepala BRG, Nazir Foead mengatakan upaya itu dilakukan semata untuk mensukeskan program pemerintah dalam merestorasi tanah gambut di Papua. Menurut Nazir, pihaknya memberikan 5 paket revitalisasi ekonomi kepada masyarakat Merauke, yang terdiri dari 1 paket budidaya sagu, 2 paket peternakan dan 2 paket pengolahan ikan.

"Tentu kami berharap semua bisa berjalan dengan maksimal, sehingga banyak masyarakat yang menerima dampaknya," ucap Nazir seperti rilis yang diterima NU Online, Jumat (24/5).

Selain itu, lanjut Nazir Foead, kegiatan pendampingan masyarakat dilakukan melalui program Desa Peduli Gambut (DPG). Program itu sudah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu. DPG memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk dapat mengolah produk potensi unggulannya.

"Program DPG dilakukan di 5 kampung di Kabupaten Mappi dan 3 kampung di Kabupaten Merauke. Tahun 2019, program DPG akan dilakukan di 2 kampung di Kabupaten Merauke melalui APBN," tuturnya.

Nazir mengungkapkan, tanaman sagu dipilih berdasarkan hasil runding antara BRG dan Pemerintah Kabupaten Mappi, dengan harapan dapat membangkitkan geliat ekonomi masyarakat sebagai sentra budidaya sagu.

Seperti diketahui sepanjang 2016-2018 di Provinsi Papua telah dilaksanakan 11 paket revitalisasi ekononomi pada 1.100 haktare  kawasan gambut. BRG juga telah berhasil menjalankan program Desa Peduli Gambut (DPG), 5 Desa di Kabupaten Mappi dan 3 Desa di Kabupaten Merauke.

Selain itu, BRG juga melakukan pembinaan bagi guru SD terkait dengan pendidikan gambut, juga memberikan edukasi ilmu tentang pangan (seniman pangan).

“Dan paling penting BRG juga mampu menurunkan bencana asap di Papua,” jelas Nazir.

Katanya, dari jumlah 172 titik panas di tahun 2015, turun menjadi 115 titik panas pada tahun 2018, dan dari 37.484 hektar luas kebakaran gambut tahun 2015, turun menjadi 1.755 tahun 2018.

Prestasi itu dilengkapi  dengan kemampuan BRG dalam membangun infrastuktur pembasahan gambut dan pemasangan dua alat pemantau tinggi muka air di Kawasan Gambut di Provinsi Papua.

“Semoga Kehadiran BRG mampu mencegah terjadinya kebakaran gambut di masa-masa mendatang, sekaligus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi peningkatan ekonomi masyarakat,” pungkasnya. (Abdul Rahman Ahdori/Aryudi AR).