Lingkungan

Program Sekat Kanal Bantu Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan

Sabtu, 26 Mei 2018 | 12:06 WIB

Program Sekat Kanal Bantu Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan

Ilustrasi (kompas.id)

Pulang Pisau, NU Online
Program unggulan Badan Restorasi Gambut (BRG) mengenai pembangunan sekat kanal menuai pujian dari masyarakat Desa Mulyasari, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah.

Sekat kanal yang dibangun BRG tahun 2017 dianggap sangat membantu kegiatan pembasahan lahan gambut. Akhir 2015 lalu terjadi kebakaran lahan gambut disana, namun setelah adanya sekat kanal tidak pernah terjadi lagi sampai sekarang.

“Dengan adanya sekat kanal ini, potensi kebakaran lahan tertanggulangi apalagi saat ini banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan di sini,” ujar Fasdes Mulyasari di Pulang Pisau, Khairull Arifin.

Tak hanya itu, keberadaan sekat kanal juga ikut membantu masyarakat dalam mengairi areal persawahan, dimana saat ini Desa Mulyasari memproduksi padi hibrida.

“Alhasil produksi padi lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya, dalam satu hektar areal persawahan rata-rata menghasilkan 3-4 ton per sekali panen,” ujarnya.

Selain itu sekat kanal ini merupakan percontohan se-Kecamatan Pandih Batu.

Sementara itu manfaat sekat kanal juga diakui oleh masyarakat Desa Mekar Tani, Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah terutama dalam memasuki musim kemarau saat ini.

Fasdes Mekar Tani di Katingan, Maria Chrisella Malango mengatakan dengan keberadaan sekat kanal, saat ini kebun karet milik warga tidak mudah terbakar dan itu memperkecil potensi Karhutla.

“Desa Mekar Tani mendapat bantuan sekat kanal dari BRG tahun 2017 yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Palangka Raya (UPR) dalam bentuk swakelola oleh kelompok Masyarakat Peduli Tabat (MPT). Saat ini ada 11 sekat kanal dalam kondisi yang baik dan telah berfungsi,” katanya.

Seperti diketahui, sekat kanal ini merupakan program unggulan dari Badan Restorasi Gambut (BRG) yang bertujuan untuk menaikkan tinggi muka air gambut minimal hingga 40 cm dari permukaan. (BRG/Mahbib)