Lingkungan

Soal Kebakaran Lahan dan Hutan Luput dari Visi Calon Kepala Daerah?

Senin, 4 Juni 2018 | 21:30 WIB

Soal Kebakaran Lahan dan Hutan Luput dari Visi Calon Kepala Daerah?

Ilustrasi bencana asap 2015. Foto: Aljazeera

Jakarta, NU Online
Indonesia pada tahun 2015 menjadi perhatian dunia. Pasalnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi begitu hebatnya. Akibatnya, negara tetangga, Malaysia dan Singapura, mendapat kiriman asap.

Nahasnya, hal tersebut belum mendapat perhatian lebih dari pasangan calon kepala daerah dalam pilkada serentak yang bakal dihelat 27 Juni mendatang itu.

“Hanya 8 paslon yang secara spesifik menyebut karhutla dalam program atau visi/misi mereka,” tulis rilis Pantaugambut.id pada Kamis (31/5).

Dalam skala yang lebih luas, yakni lingkungan, lebih banyak mendapat kepedulian. Pasalnya, Pantau Gambut menemukan 61 paslon yang mencanangkan lingkungan sebagai bagian dari programnya.

“Enam puluh satu paslon memiliki program terkait lingkungan,” tulisnya. Sementara 14 paslon lainnya sama sekali tidak memiliki program terkait lingkungan.

Adapun program tersebut meliputi enam hal berikut: (1) pembangunan daerah dan perencanaan tata wilayah dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan kelestarian alam; (2) pemanfaatan potensi dan pertumbuhan ekonomi dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan; (3) pemanfaatan dan pengolahan sumber daya alam seperti pertambangan, sektor minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan.

(4) Peningkatan kualitas lingkungan hidup masyarakat, seperti perbaikan sanitasi, pengelolaan sampah, dan perilaku hidup bersih; (5) tindak lanjut terhadap pencemaran lingkungan hidup oleh industri; dan
(6) perlindungan atas kawasan lindung dan konservasi serta kelestarian flora dan fauna.

Kepedulian terhadap hutan dan lahan gambut merupakan suatu keharusan bagi siapa pun, terlebih para calon pemimpin daerah. Sebab, tulis rilis tersebut, perlindungan hutan dan gambut merupakan upaya penyelamatan kehidupan dan kesejahteraan warganya sebagai konstituen mereka.

“Namun faktanya, isu gambut belum menjadi prioritas para kandidat kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” catatnya.

Padahal, gambut jika tak mendapat perhatian justru menjadi biang utama karhutla. Api akan mudah menyebar. Apalagi angin, misalnya, bertiup membantu pergerakan api dan cuaca panas yang membuat gambut kering semakin cepatlah api itu merambat, karhutla meluas.

Mayoritas masyarakat telah menganggap perlindungan gambut merupakan hal penting. Pemerintah daerah harusnya mendukung hal tersebut. Tetapi hal itu belum menjadi isu prioritas para pemimpin daerah di periode selanjutnya, sekalipun petahana.

“Padahal, pemerintah daerah berperan penting dalam memberikan pemahaman sekaligus menggiring publik menuju pegarusutamaan isu lingkungan, khususnya perlindungan dan pemulihan gambut,” lanjutnya.

Oleh karena itu, kerja sama pemerintah dan organisasi masyarakat sangat diperlukan keaktifannya guna memperluas pemahaman dan kesadaran publik mengenai pentingnya perlindungan dan pemulihan gambut. Hal itu demi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. (Syakir NF/Mahbib)