Nasional

3 Hadits Ini Tegaskan Anjuran Perbanyak Puasa di Bulan Rajab

NU Online  Ā·  Rabu, 1 Januari 2025 | 13:00 WIB

3 Hadits Ini Tegaskan Anjuran Perbanyak Puasa di Bulan Rajab

Ilustrasi puasa Rajab. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Memasuki bulan Rajab 1446 H, Rabu (1/1/2025), umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berpuasa sunnah.


Anjuran tersebut ditegaskan langsung oleh Nabi Muhammad saw. Disampaikan melalui haditsnya, bahwa puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan haram. Sementara Rajab adalah satu di antara empat bulan haram, selain Muharram, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.


1. Anjuran puasa di bulan haram


Ā  Ā ŲµŁŁ…Ł’ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŲ±ŁŁ…Ł ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ’Ų±ŁŁƒŁ’ ŲµŁŁ…Ł’ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŲ±ŁŁ…Ł ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ’Ų±ŁŁƒŁ’ ŲµŁŁ…Ł’ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŲ±ŁŁ…Ł ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ’Ų±ŁŁƒŁ’ Ā Ā 

Artinya: ā€œBerpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!ā€ (HR Abu Dawud dan yang lainnya).
Ā 

Hadis di atas merupakan anjuran untuk melakukan sekaligus meninggalkan puasa. Maksudnya adalah berpuasa semampunya saja. Hadis tersebut dikutip Sayyid Abu Bakar Syattha’, I’ânah at-ThĆ¢libĆ®n, (juz 1, h. 307) sebagaimana dilansir NU Online.


2. Puasa sehari senilai dengan sebulan

Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŲµŁŽŲ§Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł‹Ų§ مِنْ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŲ±Ł اللّٰهِ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŲ±ŁŁ…Ł ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŁƒŁŁ„Ł‘Ł ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų«ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų«ŁŁˆŁ†ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł‹Ų§ Ā 


Artinya: ā€œBarang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari.ā€


Hadis di atas dikutip oleh Imam Fakhruddin al-Razi dalam kitabnya yang berjudul Mafatih al-Ghaib (juz 16, h.54), sebagaimana ditulis Ustadz Muhammad Abror dalam tulisan berjudul Panduan Puasa Rajab: Ketentuan, Niat, dan Keutamaannya.


3.Ā  Ā  Puasa 3 Hari

Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ł…ŁŲ¬ŁŁŠŲØŁŽŲ©ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ§Ł‡ŁŁ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲØŁŁŠŁ‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų£ŁŽŲŖŁŽŁ‰ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽ الله ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ الله Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§Ł†Ł’Ų·ŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽ ŁŁŽŲ£ŁŽŲŖŁŽŲ§Ł‡Ł ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽ Ų³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŲŖŁŽŲŗŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ±ŁŽŲŖŁ’ Ų­ŁŽŲ§Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‡ŁŽŁŠŁ’Ų¦ŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽ الله Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ų±ŁŁŁŁ†ŁŁŠ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų£ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ§Ł‡ŁŁ„ŁŁŠŁ‘Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ Ų¬ŁŲ¦Ł’ŲŖŁŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŁ„Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŁŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲŗŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁƒŁŁ†Ł’ŲŖŁŽ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‡ŁŽŁŠŁ’Ų¦ŁŽŲ©Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁƒŁŽŁ„Ł’ŲŖŁ Ų·ŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł„Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ų°Ł ŁŁŽŲ§Ų±ŁŽŁ‚Ł’ŲŖŁŁƒŁŽ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł الله ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ الله Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ Ł„ŁŁ…ŁŽ Ų¹ŁŽŲ°Ł‘ŁŽŲØŁ’ŲŖŁŽ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŽŁƒŁŽ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲµŁŁ…Ł’ Ų“ŁŽŁ‡Ł’Ų±ŁŽ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲØŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł‹Ų§ مِنْ ŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų“ŁŽŁ‡Ł’Ų±Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų²ŁŲÆŁ’Ł†ŁŁŠ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽ بِي Ł‚ŁŁˆŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲµŁŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų²ŁŲÆŁ’Ł†ŁŁŠ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲµŁŁ…Ł’ Ų«ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų«ŁŽŲ©ŁŽ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł…Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų²ŁŲÆŁ’Ł†ŁŁŠ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲµŁŁ…Ł’ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŲ±ŁŁ…Ł ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ’Ų±ŁŁƒŁ’ ŲµŁŁ…Ł’ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŲ±ŁŁ…Ł ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ’Ų±ŁŁƒŁ’ ŲµŁŁ…Ł’ مِنْ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŲ±ŁŁ…Ł ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ’Ų±ŁŁƒŁ’ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲØŁŲ£ŁŽŲµŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ų«Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų«ŁŽŲ©Ł ŁŁŽŲ¶ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŽŁ‡ŁŽŲ§Ā 


Artinya, ā€œDari Mujibah al-Bahiliyyah, dari bapaknya atau pamannya, bahwa ia mendatangi Nabi. Kemudian ia kembali lagi menemui Nabi satu tahun berikutnya sedangkan kondisi tubuhnya sudah berubah (lemah/kurus). Ia berkata, ā€˜Ya Rasul, apakah engkau mengenaliku?’ Rasul menjawab, ā€˜siapakah engkau?’ Ia menjawab, ā€˜Aku al-Bahili yang datang kepadamu pada satu tahun yang silam.’ Nabi menjawab, ā€˜Apa yang membuat fisikmu berubah padahal dulu fisikmu bagus (segar).’ Ia menjawab, ā€˜Aku tidak makan kecuali di malam hari sejak berpisah denganmu.’ Nabi berkata, ā€˜Mengapa engkau menyiksa dirimu sendiri? Berpuasalah di bulan sabar (Ramadhan) dan satu hari di setiap bulannya.’ Al-Bahili berkata, ā€˜Mohon ditambahkan lagi ya Rasul, sesungguhnya aku masih kuat (berpuasa).’ Nabi menjawab, ā€˜Berpuasalah dua hari.’ Ia berkata, ā€˜Mohon ditambahkan lagi ya Rasul.’ Nabi menjawab, ā€˜Berpuasalah tiga hari.’ Ia berkata, ā€˜Mohon ditambahkan lagi ya Rasul.’ Nabi menjawab, ā€˜Berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah, berpuasalah dari bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah.’ Nabi mengatakan demikian seraya berisyarat dengan ketiga jarinya, beliau mengumpulkan kemudian melepaskannya.ā€ (HR. Abu Daud).


Mengutip Syekh Abu al-Thayyib Syams al-Haq al-Adhim, Ustadz Mubassyarum Bih menjelaskan bahwa sabda Nabi di atas itu disampaikan sembari berisyarat dengan ketiga jarinya, mengumpulkan dan memisahkan ketiga jarinya itu. Isyarat itu berarti hendaknya al-Bahili berpuasa tiga hari dan berbuka tiga hari lagi. Hal tersebut sebagaimana dilansir NU Online dalam tulisan berjudul Hukum Puasa Sebulan Penuh di Bulan Rajab.