Jakarta, NU Online
Memahami dan membuktikan sejarah kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berlangsung pada 1948-1965 tak cukup hanya bermodalkan buku teks sejarah. Kini sedang terasa ada pemutarbalikan sejarah dari PKI sebagai pelaku kejahatan menjadi korban yang patut dikasihani.
<>
Rais Syuriyah PBNU KH Saifuddin Amtsir menyampaikan hal itu sebelum memimpin acara Tahlil dan Pembacaan Doa untuk Para Kiai dan Santri Korban PKI di aula PBNU, Jakarta Pusat, Senin (1/10) malam. Dalam kesempatan itu, Saifuddin menceritakan kesaksiannya menghadapi ketegangan bersama PKI.
Menurutnya, buku-buku sejarah yang tersedia banyak tak sesuai dengan realitas yang ia alami. Padahal, ia melihat secara langsung bagaimana ganasnya PKI melakukan pembantaian dan makar. Rumah kiai asal Betawi ini bersebelahan dengan pemimpin-pemimpin utama kebrutalan PKI.
Karena itu, Saifuddin merasa heran dengan bantahan para mahasiswa seputar sejarah PKI yang hanya berpegang pada buku sejarah yang ditengarai sengaja melakukan pembelokan. “Lho ente kan baca buku. Saya kan ngelihat. Tahun 60-an itu udah rame di Jakarta,” ujarnya.
Secara rinci, Saifuddin juga mengungkapkan pengalamannya bergaul bersama orang-orang PKI, termasuk menyebutkan satu per satu nama mereka. Ia berkesimpulan, kekejaman PKI berlangsung secara terencana.
Usai tahlil dan doa bersama, acara dilanjutkan dengan testimoni dari beberapa saksi sejarah dari kalangan Nahdliyin, seperti Khalid Mawardi, Baidlawi Adnan, dan Abdullah Syarwani. Turut berbicara pula sejarawan Lesbumi Agus Sunyoto, yang memaparkan data-data hasil penelitiannya bertahun-tahun.
Penulis: Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua