Nasional

Alasan IAIN Pekalongan Pilih ‘Gus Dur’ Jadi Nama Kampus

Senin, 13 Juni 2022 | 06:00 WIB

Alasan IAIN Pekalongan Pilih ‘Gus Dur’ Jadi Nama Kampus

Salah satu gedung fakultas di UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) KH Abdurrahman Wahid Pekalongan. Transformasi ini sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2022.


Menurut Rektor UIN KH Abdurrahman Wahid, Prof Zaenal Mustakim, penamaan IAIN Pekalongan menjadi UIN KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memiliki makna tersendiri. Utamanya, lantaran ingin menyerap berbagai spirit perjuangan Gus Dur.


Ia mengungkapkan, KH Abdurrahman Wahid merupakan seorang guru bangsa yang menempatkan agama Islam sebagai inspirasi dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara.


“KH Abdurrahman wahid selalu berpihak kepada pihak-pihak yang tertindas, kaum minoritas, dan marginal,” ungkap Prof Zaenal kepada NU Online, Ahad (12/6/2022).


Lebih lanjut, penggunaan nama KH Abdurrahman Wahid juga karena Gus Dur merupakan seorang teladan yang piawai mendialogkan Islam dan negara dalam bingkai kemajemukan Indonesia.


Basis keilmuan yang dikembangkan oleh Gus Dur, sambung dia, juga merupakan wujud harmonisasi antara rasionalitas dan spiritualitas.


“Keilmuan ini selaras dengan visi keilmuan yang akan dikembangkan oleh UIN Pekalongan yang berusaha mengharmonisasikan kekuatan akal, indera dan intuisi, agama dan sains, serta tradisionalisme dan modernisme,” jabarnya.


Prof Zaenal meyakini perubahan nama kampus tersebut dapat menyulut spirit menuju progresivitas. Ke depan, UIN Gus Dur bertekad untuk meningkatkan akses, mutu, dan relevansi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 


“Meningkatkan sumber daya manusia yang mampu mengharmonisasikan ilmu agama dan sains. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk melahirkan lulusan yang berkualitas,” papar pria kelahiran Blora, Mei 1971 tersebut.


Prof Zaenal mengatakan, pihaknya juga akan memperluas kerja sama baik dalam maupun luar negeri guna meningkatkan mutu pengelolaan lembaga yang memiliki daya saing di kancah internasional.


Ia berharap, peralihan status kelembagaan ini senantiasa membawa UIN Gus Dur berperan aktif dalam memproduksi ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun global.


“Turut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui layanan pendidikan berkualitas dan juga menjadi agen perdamaian dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Prof Zaenal.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori