Alasan Presiden Jokowi Tunjuk Sekjen PBNU Jadi Menteri Sosial
NU Online · Jumat, 13 September 2024 | 18:30 WIB

Pelantikan Gus Ipul sebagai Menteri Sosial RI, Rabu (11/9/2024) di Istana Negara Jakarta. (Foto: X/@jokowi)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Presiden Joko Widodo menyampaikan alasannya atas penunjukan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menjadi Menteri Sosial yang menggantikan Tri Rismaharini yang maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Gus Ipul ditunjuk secara definitif oleh Jokowi karena dinilai berpengalaman pernah menjadi Menteri Daerah Pembangunan Tertinggal 2004-2007 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ya skala pekerjaan, skala pekerjaan di Kementerian Sosial ini besar sekali dan menyangkut masyarakat yang ada di bawah. Kalau tidak dipegang khusus oleh definitif akan beda keputusannya, utamanya yang sudah punya pengalaman di kementerian," katanya melalui keterangan Youtube Sekretaris Presiden di Istana Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Kamis (12/9/2024).
Meski hanya berjalan sekitar dua bulan menjadi Mensos, Jokowi mengungkapkan bahwa sosok Gus Ipul yang pernah menjadi menteri akan memudahkan tugas tersebut. "Saya kira memudahkan. Meskipun tinggal 1,5 bulan, tetapi itu penting," katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi melantik Gus Ipul menjadi Mensos berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 102P Tahun 2024 Tentang Pengangkatan Menteri Sosial Kabinet Indonesia Maju periode sisa masa jabatan 2019- 2024 yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Nanik Purwanti.
Keppres tersebut ditetapkan pada 10 September 2024. Usai pembacaan Keppres, Presiden Jokowi memimpin pembacaan sumpah jabatan yang ditirukan oleh Gus Ipul.
Diketahui bahwa karier politik Gus Ipul berawal pada 1999. Saat itu, ia mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Gus Ipul dikenal sebagai aktivis sejak duduk di bangku kuliah. Ia tercatat pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Universitas Nasional Jakarta. Pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) masa khidmah 1990-1995.
Cicit dari salah satu pendiri NU sekaligus Rais 'Aam PBNU 1971-1980 KH Bisri Syansuri itu kemudian aktif di organisasi kepemudaan, Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Ia terpilih sebagai Ketua Umum GP Ansor selama dua periode, yaitu pada 2000-2005 dan 2005-2010.
Sebelumnya, ia menjadi Plh Ketua Umum GP Ansor menggantikan Iqbal Assegaf yang meninggal dunia pada 1999. Di era kepemimpinan Rais ‘Aam KH MA Sahal Mahfudh dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, masa khidmah 2010-2015, ia diangkat sebagai salah satu pengurus, tepatnya di jajaran A'wan PBNU.
Lalu pada 2015-2021, Gus Ipul menjadi salah satu Ketua PBNU. Usai Muktamar Ke-34 NU di Lampung, Gus Ipul ditetapkan mendampingi Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf sebagai Sekretaris Jenderal PBNU masa khidmah 2022-2027.
Pada momen pelantikan itu, selain Gus Ipul, sejumlah pejabat lain juga dilantik dalam Reshuffle Kabinet kali ini, yakni Aida Suwandi Budiman sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Irjen Pol Eddy Hartono sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua