Nasional

Baby Blues Tanda Lemah Iman? Begini Penjelasannya

Rabu, 6 September 2023 | 15:30 WIB

Baby Blues Tanda Lemah Iman? Begini Penjelasannya

Seorang ibu dan dua anaknya. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online 
Baby blues syndrome merupakan kondisi gangguan mental yang paling rentang menyerang ibu yang baru melahirkan. Sayangnya, kondisi gangguan mental ini dalam perspektif masyarakat Indonesia masih tabu, sehingga tak sedikit masyarakat menganggap depresi, stres, dan berbagai cidera mental lainnya sebagai kasus yang berkaitan dengan lemahnya keimanan seseorang.


Menanggapi hal itu, Dokter Muda Nahdlatul Ulama (NU) dr Ita Fajria Tamim menjelaskan bahwa baby blues syndrome sama sekali tidak ada kaitannya dengan spiritualitas seseorang. Penyebab baby blues syndrome adalah perubahan hormon pada tubuh ibu pasca melahirkan dan paling sering diperberat karena kelelahan dan kecemasan berlebih tidak bisa mengasuh anak dengan baik.


"Baby blues tidak berkaitan langsung dengan iman, karena kalau kita ngomongin iman itu kan spiritualitas sedangkan baby blues ini kaitannya dengan mentalitas," jelas dr Ita, kepada NU Online, Rabu (6/9/2023). 


Alasan perempuan mengalami baby blues syndrome menurutnya sangatlah beragam, mulai dari perubahan hormonal, kelelahan fisik, dan kekhawatiran menjalani peran baru. Perubahan hormonal dapat memengaruhi pola pikir ibu pasca-melahirkan.


Kondisi hormon yang berubah-ubah itu kemudian diperparah dengan situasi yang dialami orang tua saat memiliki bayi baru. Kurang tidur hingga perubahan gaya hidup akan turut berpengaruh hingga memicu baby blues.


"Jadi, kondisi psikis ibu yang baru melahirkan itu sangat rentan sekali," tutur Pengasuh Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang, Jawa Timur ini.


Ia juga menerangkan, umumnya gangguan ini muncul pada hari ketiga dan keempat setelah melahirkan, namun cenderung berlangsung selama 10 hingga 14 hari. Jika gejala baby blues tidak membaik setelah dua minggu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.


"Konsultasi ke dokter sangat disarankan, untuk menghindari hal-hal yang dapat membahayakan ibu dan bayi," terangnya. 


Pentingnya support system

Ia menegaskan bahwa semua perempuan memiliki potensi untuk terkena baby blues syndrome, dan berpotensi untuk membuat seseorang terjangkit baby blues syndrome. Yang diperlukan oleh seorang ibu yang baru melahirkan adalah apresiasi dan support. Berhenti menghakimi pilihannya, dan perhatikan apa yang ia rasakan.


"Suami menjadi peran sentral sebagai support system bagi ibu yang baru melahirkan, tujuannya untuk bisa mengurangi terjadinya baby blues maupun depresi. Pasangan harus bisa memahami emosi yang dirasakan ibu melahirkan dari mulai kesedihannya, rasa lelahnya, dan capek ketika kurang tidur," katanya. 


"Pasangan yang mempunyai empati besar dan mampu mendukung istrinya jadi sumber kekuatan menghadapi ancaman baby blues," lanjut dia.


Dokter yang berfokus pada isu kesehatan mental ini mengatakan, support system bagi ibu baru sangatlah penting agar tidak merasa kesepian. Orang-orang di sekitar ibu baru juga harus selalu memberikan dukungan terhadapnya. Sebab, menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya sangat menantang karena banyaknya perubahan dalam hidupnya yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.


"Jadi, suami atau keluarga bukan hanya hadir tapi juga memberikan rasa nyaman kepada ibu baru menghadapi peran baru dalam kehidupannya," ucap dr Ita. 


Selain itu, tambah dia, support system juga bisa menjadi sumber semangat dan inspirasi bagi para ibu baru sehingga mereka tidak merasa sendiri dalam menghadapi berbagai pengalaman yang sangat baru di dunia parenting.