Besok Malam Gerhana Bulan, Disunnahkan Shalat Khusuf
NU Online · Jumat, 27 Oktober 2023 | 14:00 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Pada malam Ahad Pon 14 Rabi’ul Akhir 1445 H yang bertepatan dengan 29 Oktober 2023 M, akan terjadi Gerhana Bulan sebagian. Gerhana ini terjadi saat Bulan berada di titik nodal kala istikbal, tetapi tidak seluruh cakram bulan memasuki kerucut bayangan inti (umbra) Bumi di puncak gerhana.
"Pada konfigurasi ini cahaya Matahari yang terblokir Bumi juga akan membentuk dua bayangan, yaitu umbra dan penumbra. Pada puncak gerhana, ketampakan Bulan seakan-akan berubah menjadi perbani (separo) atau sabit tebal, yang bergantung kepada geometri gerhana pada saat itu," jelas Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) Ma'rufin Sudibyo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/10/2023).
Baca Juga
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Sendirian
Dijelaskan, bahwa Gerhana Bulan (al-khusuf al-qamar) terjadi saat Bumi, Bulan, dan Matahari benar-benar sejajar dalam satu garis lurus ditinjau dari perspektif tiga dimensi dengan Bumi berada di antara Bulan dan Matahari.
"Dalam khazanah ilmu falak, Gerhana Bulan terjadi bersamaan dengan oposisi Bulan dan Matahari (istikbal) dengan Bulan menempati salah satu di antara dua titik nodalnya," lanjutnya.
Titik nodal merupakan titik potong khayali di langit dimana orbit Bulan tepat memotong ekliptika (masir asy-syams), yakni bidang edar orbit Bumi dalam mengelilingi Matahari.Â
Sebagai akibat kesejajaran tersebut, maka pancaran sinar Matahari yang menuju ke bundaran Bulan akan terhalangi oleh Bumi. Karenanya, peristiwa Gerhana Bulan selalu terjadi di malam hari.
"Karena ukuran Bumi lebih besar dibanding Bulan dan bergantung kepada geometri pemblokiran sinar Matahari saat gerhana, maka bagian Bumi manapun yang sedang mengalami malam hari dapat menyaksikan peristiwa Gerhana Bulan," katanya.
Baca Juga
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
Hanya saja, geometri gerhana menyebabkan adanya fase awal gerhana dan fase akhir gerhana, sehingga ada kawasan yang tak mengalami seluruh fase gerhana secara utuh karena gerhana terjadi dalam proses terbit maupun terbenamnya Bulan.
Adapun fase Gerhana Bulan tahun 1445 H menggunakan sistem hisab haqiqy bittahqiq (kontemporer) Ahad Pon tanggal 14 Rabi’ul Akhir 1445 H yang bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2023 M adalah sebagai berikut:Â
- Awal fase sebagian (U1) = 02:35:22 WIB
- Puncak fase sebagian = 03:14:04 WIB
- Akhir fase sebagian (U4) = 03:52:46 WIB
Artinya, masa gerhana terjadi selama 1 jam 17 menit. Fase-fase gerhana tersebut sama untuk seluruh Indonesia, yakni gerhana secara lokal dimulai pada saat kontak awal umbra dan berakhir pada kontak akhir umbra atau saat Matahari terbit (Bulan terbenam). "Sehingga nyaris tidak ada perbedaan antara satu lokasi dengan lokasi lainnya," pungkasnya.
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua