Nasional

Cerita Pelapak Buku di Terminal Senen, Jual Buku Yasin Demi Tetap Eksis

Jumat, 2 Juni 2023 | 15:30 WIB

Cerita Pelapak Buku di Terminal Senen, Jual Buku Yasin Demi Tetap Eksis

Toko buku Sandro Jaya yang berlokasi di Terminal Senen, Jakarta Pusat. (Foto: NU Online/Malik)

Jakarta, NU Online

Terminal Senen merupakan terminal bus kota di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Selain terdapat berbagai mode transportasi di dalamnya, seperti angkutan kota (angkot), transjakarta, dan bus antarkota, juga terdapat kios, beberapa di antaranya menjual buku.


Andre, pemilik toko buku Sandro Jaya menceritakan bagaimana cara toko bukunya tetap bertahan hingga sekarang. Ia menceritakan bahwa awal mulanya berjualan kecil-kecilan yaitu di kaki lima, setelah ada peningkatan kemudian memiliki tempat di pasar, lalu makin berkembang bisa membuka kios di pojok Terminal Senen. Ia menjalani toko bukunya secara turun-temurun.


"Kami sudah memiliki toko di Terminal Senen sekitar tahun 1982, saya ini penerus," ujar Andre saat ditemui oleh NU Online di toko bukunya pada Rabu (3/5/2023).


Ia menceritakan bahwa melihat perkembangan dan situasi adalah salah satu kunci toko buku bisa bertahan. "Kita harus selalu menjaga ini ya, kita harus bisa membaca situasi dari waktu ke waktu, misalkan yang dominan cetakan mana, apa yang dibutuhkan sesuai perkembangan waktu. Kalau butuh buku yasin kita usahakan yasin, atau pun buku yang lain," imbuhnya.


Dirinya menegaskan bahwa kuncinya harus lihat perkembangan dan kebutuhan masyarakat. Ia mengatakan bahwa cara membaca perkembangan zaman dengan per tahun atau lima tahun. Toko buku Sandro Jaya sendiri menyediakan buku agama, Al-Qur'an, kamus, kitab kuning, teka teki silang, dan lain-lain.


"Kalau buku itu ada pemasoknya dari luar kota, di sini juga bisa beli eceran. Terkait Covid-19, Alhamdulillah itu tidak mengurangi, tidak terlalu masalah, tetap berjalan seperti biasa. Walaupun ada sedikit penurunan tetapi tidak terlalu, tetap berjalan dengan baik. Walaupun penurunannya sampai 30 persen tetapi kami tetap bertahan, karena kami paham ini tidaklah selamanya seperti itu. Kami tetap yakin eksis dan bertahan," terang Andre.


Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa toko bukunya tidak menjual secara online. "Tetapi kalau pelanggan-pelanggan kami ya tidak tahu, misalnya ada pembeli lain mau jual online lagi, yang jelas kami tidak ada online. Kita sangat sederhana, sederhananya bagi saya kita tetap menjaga kualitas dari produk kita. Kita tentu membaca perkembangan dari studi anak-anak sekolah, mahasiswa, jadi kita harus membaca, kita harus membaca situasi itu," jelas Andre.


"Harapan kami para pedagang buku, khususnya pemilik toko buku agar tetap eksis walaupun ada toko online, tetapi toko buku tetap eksis. Nah, ini perlu dikembangkan oleh pemuda, misalnya buku itu adalah sumber dari ilmu pengetahuan yang harus kita kembangkan," imbuhnya.


Toko buku Usman Iqro, Terminal Senen. (Foto: NU Online/Malik)

 

NU Online juga berbincang dengan Abidin penjaga toko buku Usman Iqro, toko yang menjual kamus, buku cerita, kitab kuning, kitab terjemahan, buku umum, dan lain-lain. Ia menceritakan cara tetap bertahan yaitu merambah ke online.


"Ini melayani online. Persaingan harga kita harus stabilkan harga, maksudnya jangan sampai ninggiin harga, standar lah, standar karena bersaing di sini. sekarang jamannya online, kebanyakan yang beli itu orang online, offline jarang," ujarnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad