Nasional

Dampak Buruk Polusi Udara, Mulai Stunting sampai Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi

Selasa, 5 September 2023 | 15:00 WIB

Dampak Buruk Polusi Udara, Mulai Stunting sampai Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi

Dampak Polusi Udara, Mulai Stunting sampai Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online
Menyoroti parahnya kualitas udara di beberapa wilayah di Indonesia, Dokter dari Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dr Syifa Mustika menjelaskan, ancaman polusi udara berakibat serius bagi kalangan rentan seperti anak-anak dan ibu hamil. Ibu hamil yang kerap terpapar polusi udara dapat berisiko melahirkan bayi dengan tinggi dan berat badan kurang, yang akhirnya akan menimbulkan stunting.


"Kalau menghirup udara kotor terus menerus risiko jangka panjangnya itu stunting, anak-anak pertumbuhannya terhambat, dan penyakit lain yang menyangkut pernafasan," jelas dr Syifa kepada NU Online, Selasa, (5/9/2023). 


Ia juga menerangkan risiko jangka panjang lain yang diakibatkan dari polusi udara adalah menurunnya sistem pernafasan yang dapat memicu penyakit kronis hingga penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah kondisi kesehatan yang menyebabkan jaringan atau organ memburuk dari waktu ke waktu.


"Ketika kondisi organ pernafasan menurun, muncul risiko demensia atau pikun, hingga gagal jantung," terang dokter penyakit spesialis penyakit dalam di RSU Saiful Anwar, Malang ini. 


Sederet penyakit ini, ucap dia muncul akibat polutan yang tersebar bebas di udara. Sebab, ukurannya yang sangat kecil membuat polutan-polutan tersebut masuk dengan mudah hingga ke aliran darah.


Oleh karena itu, ia mengimbau ibu hamil dan anak-anak agar selalu memakai masker ketika beraktivitas di luar rumah. Imbauan itu ditunjukkan untuk mengantisipasi penyakit akibat dari dampak buruk pencemaran cuaca. 


"Penggunaan masker, hand sanitizer, dan menghindari asap rokok di saat-saat seperti (polusi udara) ini jadi standar pakem," kata dr Syifa. 


Mengutip situs Health Day News, polusi udara menjadi salah satu akibat penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak-anak. Lebih dari 80 persen penyakit jantung tidak memiliki penyebab yang diketahui, namun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan lingkungan berperan dalam prosesnya.


Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2020 di jurnal Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes menemukan bahwa paparan polusi udara pada trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan pada bayi yang baru lahir. 


Penelitian ini melibatkan lebih dari 1,1 juta bayi yang lahir di Provinsi Ontario, Kanada, antara tahun 2002 dan 2016. Penelitian ini juga menemukan bahwa paparan polusi udara pada trimester kedua dan ketiga kehamilan tidak memiliki efek yang signifikan pada risiko penyakit jantung bawaan pada bayi.


Polusi memperpendek usia

Dilansir dari laman Kemenkes RI, polusi udara diprediksi dapat memperpendek usia orang yang dilahirkan hari ini dengan rata-rata 20 bulan, anak anak di kawasan Asia Selatan menjadi korban terparah yang terimbas paparan polutan.


Laporan terbaru State of Global Air (SOGA) 2019 yang diterbitkan oleh Health Effects Institute di Amerika dan Universitas British Columbia di Kanada mengatakan, polusi udara adalah penyebab ke-5 paling besar yang memperpendek usia manusia.


Laporan tersebut juga menyoroti sederet penyakit mematikan yang disebabkan paparan polusi udara. Sebut saja paru obstruktif kronis yang menyumbang 41 persen kematian global. Ada pula kanker paru-paru yang menyumbang 19 persen, 16 persen dari penyakit jantung iskemik, dan 11 persen kematian akibat stroke.