Nasional

Di Depan Mendikbud, Pergunu Sampaikan Cita-cita Bangun Kampus Internasional

Kamis, 12 Maret 2020 | 00:00 WIB

Di Depan Mendikbud, Pergunu Sampaikan Cita-cita Bangun Kampus Internasional

Ketum Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim (berkemeja putih) bersama Mendikbud Nadim Makarim usai pertemuan silaturahim di Kantor Kemendikbud Senayan, Jakarta, Rabu (11/3). (Foto: Erik Alga Lesmana)

Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) memenuhi undangan silaturahim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadhim Makarim.
 
Rombongan Pergunu dipimpin langsung oleh Ketua Umum KH Asep Saefuddin Chalim disambut oleh Mentri Nadhim Makarim di kantornya Jln Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Rabu (11/3) siang.

Kiai Asep sapaan Ketum Pergunu, menyampaikan cita-cita Pergunu untuk mendidirikan kampus bertaraf internasional. Pihaknya juga telah menyediakan lahan untuk pembangunan kampus seluas 62 hektar dan akan terus bertambah di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.
 
Keinginan tersebut demi memajukan pendidikan Indonesia dan juga mengenalkan pendidikan khas Indonesia di kancah dunia.

"Ke depan nanti kita akan bangun sekolah-sekolah unggulan di masing-masing provinsi di mana Pergunu ada. Kemudian, sekolah itu akan mengadopsi sistem pendidikan Amanatul Ummah," ungkap kiai pengasuh Pesantren Amanatul Ummah.
 
Sejauh ini konsep pendidikan Amanatul Ummah sudah teruji unggul dan lulusannya sudah banyak diterima di perguruan tinggi unggulan baik dalam negeri maupun luar negeri. Kiai Asep juga berharap keinginannya demi memajukan pendidikan indonesia dapat segera terwujud.
 
Selain itu Wakil Ketua Pergunu Aris Adi Leksono mengingatkan akan pentingnya pendidikan karakter di tengah-tengah gencarnya peningkatkan kemajuan pendidikan dengan pola-pola modern. Pihaknya mengatakan Pergunu memerhatikan penguatan karakter bagi guru di seluruh indonesia.

"Bagaimana kemudian guru-guru konsen dalam hal penguatan nilai-nilai kebangsaan. Dalam bentuknya Pergunu masih membuat sarasehan kebangsaan dan Training of Trainer (TOT) Guru Pemersatu Bangsa di setiap provinsi dan kabupaten atau kota. Persertanya adalah guru-guru," ungkap Aris. 

Aris juga menyampaikan tentang peran Pergunu dalam membangun maindset techerprenuer bagi guru. Dengan itu, diharapkan guru memiliki kemandirian dalam bentuk berwirausaha mengembangakan kreativitas atau inovasi lainnya.
 
"Tidak serta-merta guru mengandalkan gaji atau honor dari hasil mengajar dan lain sebagainya. Tetapi memiliki usaha tanpa harus menggeser peran utamanya dalam mengajar," ungkap Aris yang juga mantan Ketua PW Pergunu DKI Jakarta.

Selain itu, lanjut Aris, melihat fenomona banyaknya kekerasan kepada guru, Pergunu mengusulkan kepada Kemendikbud ri untuk memfasilitasi komisi etik perlindungan guru. Yaitu, dalam bentuk komisi perlindungan guru Indonesia. Sehingga, jika ada kekerasan atau kasus kriminal, menurutnya untuk diperiksa dulu dikomisi perlindungan guru  baru setelah itu masuk ke ranah hukum.

"Pergunu juga beharap kepada Kemendikbud dan Kemenag melakukan koordinasi tata kelola guru terutama dalam hal memberikan perlindungan dan memperhatikan kesejahteraan guru," ungkapnya.
 
Mendengar pemaparan Pergunu, Mendikbud Nadim Makarim sangat mengapresiasi terkait gagasan universitas internasional yang ingin dibangun Pergunu. Pihaknya juga sangat mengapresiasi pola-pola kerja Pergunu dengan pengembangan karakter. Menurutnya sebagai organisasi profesi, Pergunu juga menjadi penggerak pendidikan.
 
Pihaknya juga mendukung peningkatan kompetensi melalui Diklat jarak jauh yang menurutnya sangat adaptif dengan program digitalisasi dan percepatan peningkatan kompetensi guru yang selama ini dijalankan. 
 
"Mengenai teacherprenuer, sangat setuju kami sangat mendambakan. Sehingga guru bisa menjadi contoh bagi siswanya selain bahwa guru ini tidak sekadar hidup dari mengajar, bahwa memang betul guru akan mulia di depan siswanya karena pengabdian," ungkap Nadim.
 
Kontributor: Erik Alga Lesmana
Editor: Kendi Setiawan