Di Depan Sekjen Fiqih OKI, Kiai Said Aqil: Semua Warga Negara Indonesia Bersaudara
NU Online · Kamis, 10 Juni 2021 | 06:15 WIB

“Kalimatul kafir yu’dzi. Kita menggunakan kata ‘al-muwathin’ ‘al-muwathinun’ atau warga negara untuk nonmuslim,” kata Kiai Said dalam Bahasa Arab.
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, NU sejak berdiri telah mengambil sikap kebangsaan. Pada muktamar 1936 di Banjarmasin NU memandang Indonesia merdeka sebagai darus salam, bukan darul kufri atau darul harbi. Dengan demikian warga negaranya terikat dalam semangat persaudaraan.
Demikian disampaikan Kiai Said dalam pembukaan rihlah ilmiah yang disampaikan Sekretaris Jenderal International Islamic Fiqih Academy (IIFA) atau Sekjen Komite Fiqih Islam OKI Prof Dr Koutoub Moustapha Sano di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Rabu (9/6) sore.
"Indonesia bukan daulah islamiyah, bukan daulah diniyah, bukan darul kufri, wa la darul harbi. Indonesia darus salam," kata Kiai Said di hadapan Prof Koutoub yang menyampaikan ceramah terkait kajian kontekstualisasi fiqih Islam.
Pada Muktamar NU 1936 di Banjarmasin, kata Kiai Said, NU telah memutuskan sikap kebangsaannya dari sudut pandang agama Islam. Bagi NU, Indonesia merdeka kelak adalah darus salam.
"NU mendukung Indonesia merdeka pada 1945 yang didasarkan pada Pancasila. Dengan demikian semua warga negaranya bersaudara apapun latar belakang agama dan sukunya," kata Kiai Said dalam Bahasa Arab.
Warga Indonesia terdiri atas beragam suku, agama, adat, dan bahasa. Mereka tersebar di 17.000 pulau, kata Kiai Said di hadapan Prof Koutoub yang dihadiri peserta forum ceramah yang terbatas.
"Keragaman suku, bahasa, adat, kepercayaan bersatu dalam semangat persaudaraan di bawah prinsip Pancasila," kata Kiai Said.
Pada Munas NU 2019 di Kota Banjar, Jawa Barat, NU juga meninggalkan kata 'kafir' bagi warga negara Indonesia yag memeluk agama selain Islam. Sebutan 'kafir' menyakitkan warga negara Indonesia yang non-Muslim.
"Kalimatul kafir yu’dzi. Kita menggunakan kata ‘al-muwathin’ ‘al-muwathinun’ atau warga negara untuk non-Muslim," kata Kiai Said dalam Bahasa Arab.
Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
5
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
6
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
Terkini
Lihat Semua