Nasional

Direktur PD Pontren Resmikan Marhalah Tsaniyah Mahad Aly MUDI Mesra Bireuen

Sabtu, 10 April 2021 | 05:30 WIB

Direktur PD Pontren Resmikan Marhalah Tsaniyah Mahad Aly MUDI Mesra Bireuen

Direktur PD Pontren Ditjen Pendis Kemenag, H Waryono Abdul Ghafur serahkan SK peresmian Ma'had Aly MUDI Mesra di Bireuen. (Foto: NU Online/Helmi)

Bireuen, NU Online
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Pendis Kemenag, H Waryono Abdul Ghafur, meresmikan marhalah tsaniyah atau jenjang setingkat pascasarjana Ma'had Aly Ma'hadal Ulum Diniyyah Islamiyyah Masjid Raya (MUDI Mesra) Samalanga Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, Kamis, 8 April 2021.


Direktur PD Pontren Waryono Abdul Ghafur dalam sambutannya mengatakan, marhalah tsaniyah menjadi tempat rujukan belajar Islam yang bersanad serta bagaimana terkait belajar yang sesungguhnya. 


"Karena sejak berkembangnya IT, banyak yang hanya belajar melalui medsos, yang seharusnya melalui karya ulama dan terbukti. Jadi kita harus menambah pengetahuan, stock of knowledge. Ibarat motor tak punya BBM, maka proses perjalanan dan roda kehidupan akan mandek," ucap Waryono kepada NU Online, Kamis (8/4).


 

Pria kelahiran Cirebon Jawa Barat ini menambahkan, para mahasantri bukan saja gagah berorasi. Akan tetapi, setelah diukur ilmunya sangat kurang. Ini yang sebaiknya diperhatikan bahwa betapa ilmu itu harus dituntut. 


"Sehingga bila yang disampaikan itu tak berdasar ilmu yang fundamental maka banyak terjadi ketimpangan. Seiring berkembang zaman dan berjalan waktu, kita didorong untuk terus menambah pengetahuan," kata Waryono.


"Kemenag berkomitmen untuk meningkatkan satuan pendidikan mutu di pesantren, meski kami percaya itu akan tetap berjalan sebagaimana telah berjalan. Semoga kehadiran kami bisa menambah stamina," sambungnya. 


Enam Ma'had Aly di Aceh
Kakanwil Kemenag Aceh H Iqbal menyampaikan, patut bersyukur dari 60 Ma'had Aly yang tersebar di Indonesia, terdapat enam Ma'had Aly di Aceh. Yaitu, MUDI Mesra Samalanga, Darul Munawwarah Kuta Krueng, Malikussaleh Panton Labu, Babussalam Al-Hanafiyah Matangkuli, Darul Mu’arif Cot Trueng Aceh Utara, dan Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan.


Iqbal mengatakan, hadirnya marhalah tsaniyah ini merupakan hasil perjuangan dan koordinasi yang baik lintas sektoral dan didukung pihak pesantren di Aceh, para ulama, sehingga program dapat terwujud. 


"Ini sekaligus menjadi hadiah dan anugerah bagi kita semua masyarakat Aceh, khususnya kalangan dayah, semoga mampu melahirkan tokoh dan para ulama. Sehingga kehadiran Ma’had Aly ini dirasakan manfaatnya oleh umat," ujarnya. 


Ia menjelaskan, Ma'had Aly memiliki peran strategis dalam membangun bangsa sekarang dan di masa mendatang, terutama terhadap dukungan program pemerintah di bidang keagamaan dan kepesantrenan. “Kita berharap, alumni Ma’had Aly bisa mengisi kebutuhan masyarakat terhadap ulama yang mumpuni dan berintegritas, serta menjadi teladan zaman,” harapnya.


Selain itu, pihaknya mengharapkan keberadaan Ma'had Aly juga mampu menjaga nilai-nilai dan tradisi pesantren yang tumbuh dan berkembang seiring hadirnya pesantren itu sendiri. Terutama tercermin pada disiplin keilmuan dan ketrampilan.


Upaya serius dari pihak pesantren atau jajaran civitas akademika untuk memberikan informasi dan sosialisasi terhadap keberadaan Ma'had Aly dan eksistensinya dalam menjaga ajaran agama dan keutuhan bangsa sangat diperlukan.


Sebab itu, Kemenag Aceh juga akan terus memberikan perhatian dan pengawasan terhadap pelaksanaan, keberlanjutan pendidikan dan kemajuan Ma'had Aly di Aceh, tentu dengan dukungan dan kebersamaan kita semua.


Pentingnya pengembangan umat
Sementara, Kadis Pendidikan Dayah Aceh, Zahrol Fajri mengatakan berbahagia dan gembira adanya SK marhalah tsaniyah ini. "Kita pantas terus bersyukur dan kita manfaatkan sebaik mungkin. Bapak Direktur PD Pontren hadir artinya betapa pentingnya memikirkan dan pengembangan umat," katanya. 


Dengan diresmikannya ini, lanjut Zahrol Fajri, supaya ke depan punya kualitas yang baik, dan memudahkan bagi kalangan dayah untuk menempuh pendidikan. 


Sedangkan Direktur Marhalah Tsaniyah, Aba Sayed, berterima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung dan memberikan sumbangsih terhadap penyelenggaraan Marhalah Tsaniyah di Mudi Mesjid Raya Samalanga. "Kami sangat terharu, semoga Allah jadikan dan balas sebagai amal shaleh yang bermanfaat dunia akhirat," kata Aba. 


Ia menjelaskan, Pesantren MUDI Mesra merupakan salah satu pesantren tertua di Aceh. Pendirian ponpes ini bersamaan dengan didirikan masjid raya di kompleks pesantren sekitar tahun 1610 oleh Raja Sultan Iskandar Muda.


Sejak pesantren dipimpin Abon Abdul Azis, beliau sudah mulai membuat kelas belajar  dan ujian triwulan. "Sekarang Abu meningkatkan perubahan, sehingga tahun 2003 sudah dilakukan penyelenggaraan Mu’adalah di MUDI Mesra yang izinnya sejak 2010," ungkapnya. 


Kemudian, pada 2016 menjalankan program Ma’had Aly dengan jumlah mahasantri 267 orang hingga saat ini, serta 40 orang lulusan sarjana. “Sekarang, ada 4.897 santri di semua jenjang di Pesantren MUDI Mesjid Raya Samalanga,” papar Aba. 


Marhalah Tsaniyah dengan program studi takhassus Fiqh Wa Ushuluh di MUDI Mesra  ini merupakan perdana di Indonesia di luar Jawa, dan satu-satunya di Pulau Sumatra. Marhalah Tsaniyah diresmikan dengan SK Dirjen Pendidikan Islam No 1441 Tahun 2021.


Peresmian tersebut turut dihadiri Abu Syech H Hasanoel Basry (Abu MUDI), Kakanwil Kemenag Aceh H Iqbal, Kadis Pendidikan Dayah Aceh H Zahrol Fajri mewakili Bupati Bireuen Mukhtar, Kakankemenag Bireuen H Zulkifli Idris, Kabid PD Pontren H Maiyusri, dan Mudir Ma'had Aly Tgk H Zahrul Fuadi/Abi Zahrul, serta sejumlah kalangan pesantren di Aceh dan muspika setempat. 


Kontributor: Helmi Abu Bakar
Editor: Musthofa Asrori