Nasional

Gus Kautsar Ploso: Jangan Ragu Keluarkan Harta untuk Bahagiakan Orang Tua

Ahad, 21 Juli 2024 | 18:00 WIB

Gus Kautsar Ploso: Jangan Ragu Keluarkan Harta untuk Bahagiakan Orang Tua

Tangkapan layar ceramah pengasuh Pesantren Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur, KH Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar)

Jakarta, NU Online
Kiai muda dari Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur, KH Abdurrahman Al-Kautsar atau yang biasa disapa Gus Kautsar, menasihatkan agar umat Islam tidak ragu mengeluarkan rezeki atau harta untuk membahagiakan orang tua. 

 

“Kamu itu jangan ragu jika punya harta, punya rezeki, lalu dihabiskan (untuk membiayai) orang tua, atau untuk memuaskan (membahagian) orang tua," ujar Gus Kautsar dalam tayangan video Pengajian Akbar Haul Ke-35 Kiai Nur Iman, di timur Masjid Pathok Negara, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (20/7/2024) malam.


"…Ma min ‘abdin razaqahullāhu mālan tsumma barra walidaihi illa kāna ma’i fil jannah… (Tak ada seorang hamba pun yang telah diberi rizqi oleh Allah, kemudian ia berbakti kepada kedua orang tuanya kecuali ia akan bersamaku di surga," ungkap Gus Kautsar, mengutip penggalan hadits yang tertera dalam Kitab Durratun Nashihin.


Orang yang tak ragu untuk membahagiakan orang tua, sambungnya, kelak akan diberi tempat yang dekat dengan Rasulullah Saw. "Karena, sabda Nabi, orang-orang yang mau mengeluarkan (rezekinya) untuk membahagiakan orang tua itu kelak akan dekat sekali dengan Nabi Muhammad saw," ucapnya.


Gus Kautsar pun menambahkan, bahwa dulu ada seorang yang biasa melayani Rasulullah Saw bernama Tsauban. Ia bertanya, bagaimana jika orang tuanya sudah tidak ada atau meninggal dunia? Kemudian Rasulullah menjawab, kalau orang tuanya sudah meninggal, maka berbuat baiklah kepada mereka yang sudah meninggal dunia dengan sedekah memberi makanan, membaca Al-Qur’an, atau dengan doa.


Empat kondisi manusia
Dalam kesempatan itu, Gus Kautsar juga mengutip pendapat Syekh Abu Abbas Al-Mursi yang dikutip muridnya Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam. Ia mengatakan, bahwa manusia itu selalu di dalam empat keadaan atau kondisi. Pertama, ada kalanya dalam kondisi enak, diberi nikmat. Kedua, ada kalanya dalam kondisi diberi cobaan oleh Allah Swt. Ketiga, ada kalanya dalam kondisi ketaatan, menjadi orang baik. Kemudian, keempat, ada kalanya dalam kondisi bermaksiat.


"Empat situasi ini, Allah punya tuntutannya masing-masing," ujarnya di depan ribuan hadirin.


Gus Kautsar menjelaskan, ketika kita dalam kondisi mendapat kenikmatan atau kesenangan, maka kita dituntut untuk bersyukur kepada Allah Swt atas nikmat yang telah diberikan. Ketika kita dalam kondisi diberi cobaan, kita dituntut untuk bersabar dan rida dengan ketentuan-Nya. Ketiga, ketika kita dalam kondisi menjadi orang baik dan taat kepada Allah Swt, kita dituntut untuk sadar bahwa ini semua takdir Allah Swt. Keempat, ketika dalam kondisi maksiat, kita dituntut untuk bertaubat, istighfar, dan menyesalinya.