Nasional

Gus Mus Tegaskan Covid-19 Bukan Virus Abal-abal

Selasa, 21 Juli 2020 | 05:45 WIB

Gus Mus Tegaskan Covid-19 Bukan Virus Abal-abal

KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

KH Ahmad Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus memberikan pesan kepada warga Nahdlatul Ulama tentang bahaya virus corona (Covid-19). Gus Mus mengingatkan bahwa virus corona bukanlah virus abal-abal. Jadi, warga NU harus percaya kepada dokter sebagai orang yang profesional di bidang kesehatan.


“Kalau tidak percaya dengan dokter dalam soal kesehatan, maka suruh membaca khittah NU. Di sana jelas bahwa setiap khidmah dari NU disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian masing-masing,” tutur Gus Mus dalam tausiahnya saat mengisi Istighotsah Online, Sabtu (18/7) lalu, dalam rangka harlah ke-2 Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU).


Mustasyar PBNU itu menerangkan, NU harus bersyukur memiliki dokter-dokter NU, karena dokter NU selain secara profesional dituntut untuk berkhidmah kemanusiaan, tetapi juga dituntut dakwah sebab NU merupakan organisasi yang berdakwah juga.


“Dakwahnya ke mana? Di samping menjadi garda terdepan untuk menangani pandemi ini, sekarang ini saatnya dokter-dokter berdakwah. Mendakwahi orang-orang NU-lah minimal, termasuk kiai-kiainya yang merasa pandemi ini adalah wabah abal-abal, karena yang tahu abal-abal atau bukan adalah para dokter,” seru Gus Mus dalam acara yang disiarkan oleh 164 Channel.


Gus Mus menyinggung soal itu sebab sampai hari ini masih ada sebagian orang yang menganggap biasa virus corona, padahal sudah beredar banyak berita tentang dokter yang meninggal. Bahkan, beberapa kiai juga mengalami nasib yang sama sebab terjangkit virus tersebut.


“Kalau kita bilang ini takdir, masa NU diajak-ajak ngomong soal takdir? Itu kuno sekali. Orang NU sudah tahu takdir, hifdhunnafsi (menjaga nyawa, red) juga sudah tahu, wajibnya ikhtiar juga tahu. Tetapi, tidak semua tahu adalah soal kesehatan, yang tahu adalah ahlinya saja,” terang Gus Mus.


"Idza wusidal-amru ila ghairi ahlihi fantadziris-sa'ah, kalau kita balik bahwa kita harus menempatkan sesuatu kepada yang mestinya memang di situ. Jadi, kalau kita berbicara soal kesehatan, ya memang dokter, bukan dukun, bukan ustadz! Apalagi bukan pikiran sendiri,” sambung Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.


Gus Mus mengapresiasi peran para dokter sebagai orang yang berada digaris depan untuk menangani pandemi corona. Duka mendalam dirasakan oleh Gus Mus sebab banyak dokter yang syahid saat berjuang mengobati para pasien.


“Saya selalu menangis kalau melihat berita tentang dokter dan kiai-kiai yang wafat,” ungkap kiai yang dikenal sebagai penyair dan budayawan itu dengan nada haru.


Ia berharap PDNU selalu mendapat rahmat serta dibimbing taufik dan hidayah Allah, sehingga dapat mengembangkan khidmahnya bukan hanya kepada orang NU, tapi semua masyarakat.


“Mudah-mudahan menjadi jariyah bagi para dokter kelak di hari akhir,” harap Gus Mus.


Pewarta: M. Zidni Nafi’

Editor: Fathoni Ahmad