Nasional

Gus Yahya: Transformasi PBNU Capai Titik Optimal, Siap Bekerja Lebih Progresif

NU Online  ·  Selasa, 22 April 2025 | 17:15 WIB

Gus Yahya: Transformasi PBNU Capai Titik Optimal, Siap Bekerja Lebih Progresif

Gus Yahya dalam acara Syawalan Bersama Sahabat Media di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Selasa (22/4/2025). (Foto: TVNU/Juned)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan bahwa transformasi dalam tiga tahun kepemimpinannya sudah mencapai titik optimal.


"Transformasi yang saya kerjakan bersama teman-teman PBNU, sudah mencapai titik optimal, siap bekerja lebih progresif di dalam mengejar agenda-agenda yang menjadi ketetapan organisasi," katanya saat Syawalan Bersama Sahabat Media di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (22/4/2025).


Gus Yahya memastikan bahwa perangkat organisasi dalam mewujudkan transformasi itu sudah siap sampai ke desa. Begitu pula soal personel yang sudah dibekali dengan pelatihan-pelatihan kader. Sumber daya pembiayaan juga sudah mulai tertata lebih baik.


"Kita punya sistem rencana strategis dari nasional hingga daerah, tinggal bagaimana kita mewujudkannya di tengah masyarakat," katanya.


Hal itu merupakan bagian dari konsolidasi organisasi untuk dapat beroperasi sebagaimana mestinya yang meliputi tata kelola profesional, agenda jangka pendek dan panjang, serta sumber daya yang terkelola dengan baik.


Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan perihal penempatan NU di tengah konstelasi berbangsa dan bernegara. Sebagai organisasi keagamaan kemasyarakatan, NU harus menjalankan fungsinya sebagai ormas.


"Tidak boleh berfungsi sebagai partai politik atau aktor kekuasaan," katanya.


"Berkaitan dengan dimensi politik, artikulasi NU tidak boleh bernuansa keterlibatan dalam percaturan kekuasaan," lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.


NU atau ormas keagamaan dalam konteks berbangsa dan bernegara hanya dalam kerangka menawarkan kontribusinya.


"Ormas mungkin menawarkan kontribusi. Menggalang partisipasi masyarakat. Kompetensi kami adalah soal menggalang partisipasi masyarakat itu," katanya.


Sebab, pada asalnya, semua hal yang menyangkut rakyat merupakan tanggung jawab negara, dalam hal ini dilaksanakan pemerintah. Ia mencontohkan pendirian sekolah sebagai bagian dari program tanggung jawab negara.


"NU dengan struktur yang kami miliki dengan konsolidasi yang kami tawarkan, kami tawarkan sebagai instrumen untuk membantu pemerintah di dalam melaksanakan tanggung jawab itu," pungkasnya.