Nasional

Gus Yaqut Harap Santri Tidak Terjebak dengan Identitas Sarungan

Jumat, 22 Oktober 2021 | 17:30 WIB

Gus Yaqut Harap Santri Tidak Terjebak dengan Identitas Sarungan

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) mengatakan, santri selalu diidentikkan atau dianggap memiliki identitas berupa sarung. Akan tetapi, identitas tersebut ada yang asli, ada juga yang palsu dan untuk mengetahui keaslian santri bisa dilihat dari cara memakai sarung.


Hal tersebut dikatakan Gus Yaqut saat berbicara dalam Santriversary: Malam Puncak Peringatan Hari Santri 2021 yang digelar di Auditorium KH M Rasjidi Gedung Kementerian Agama Jl MH Thamrin No 6 Jakarta, Jumat (22/10/2021) malam.


“Saya tidak ingin santri-santri ke depan itu hanya terjebak pada identitas sudah menjadi santri itu harus sarungan, menjadi santri harus pakai dandanan seperti bapak-bapak sekarang, tidak,” ujarnya.

 

Para santri, kata Gus Yaqut, tidak hanya pantas memakai sarung tetapi juga pantas memakai celana panjang, jas dan mengisi jabatan penting di pemerintah pusat. “Saya juga ingin santri-santri ke depan mengisi semua jalan-jalan di Sudirman, di Thamrin, di Gatot Subroto. Mengisi ruang-ruang di Istana Negara, bukan hanya di ruang-ruang di KUA,” sambung Gus Yaqut.


Di berbagai kesempatan, Ketua Umum PP GP Ansor ini selalu menyampaikan bahwa santrilah yang membuat negeri ini merdeka. Santri zaman dahulu yang berjuang sehingga negara ini merdeka. Santri-santri dulu yang mengusir tentara NICA.


Ketika para santri zaman dulu berjuang membuat negara ini merdeka, maka santri-santri (berikutnya) yang bertanggung jawab mempertahankan negara ini dan membuat jaya negara ini. “Tidak ada pilihan lain. Santri pasti bisa, santri pasti bisa,” tegas Gus Yaqut.


“Kalian yang memerdekakan, kalian yang bertanggung jawab terhadap negeri ini. Jika negeri ini jatuh di tangan-tangan yang tidak benar, jika negeri ini jatuh di tangan-tangan yang tidak memiliki jejak sejarah dalam memerdekakan negeri ini, maka yang paling berdosa besar adalah kalian kaum Santri,” tegas putra Almaghfurlah KH M Cholil Bisri Rembang ini.


Menurut Gus Yaqut, pertarungan dan tanggung jawab para santri saat ini jauh lebih besar. “Tanggung jawab kalian jauh lebih berat dibanding ketika para kiai kita dan para santri terdahulu merebut kemerdekaan. Ini tantangan kalian jauh lebih berat,” tandasnya.


Satu-satunya cara, lanjut dia, adalah para santri terus menempa diri. Santri tidak boleh berpasrah diri. Santri tidak boleh cepat merasa puas. “Belajar terus, tingkatkan kapasitas. Jangan hanya mau menjadi sekrup seperti industri sebagaimana dikatakan Afi dalam pidato awalnya,” ungkapnya.


“Itu bukan santri. Jadi, santri harus bisa menciptakan industri-industri yang akan diisi oleh sekrup-sekrup lain yang bukan santri. Ini tantangan. Ayo santri buktikan itu. Jika tidak mampu membuktikan, sebagai santri, malu kalian sekarang pakai sarung, pakai jas, pakai peci rapi seperti ini,” lecut Gus Yaqut.


Santri, kata Gus Yaqut, adalah masa depan negeri dan masa depan Indonesia. “Buktikan, buktikan. Santri bisa memerdekakan, maka santri bisa mempertanggungjawabkan,” pungkasnya.


Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Aiz Luthfi