Nasional

Habib Jindan Sebut Silaturahim Jadi Bakti Tertinggi kepada Orangtua 

Senin, 6 Desember 2021 | 13:30 WIB

Habib Jindan Sebut Silaturahim Jadi Bakti Tertinggi kepada Orangtua 

Habib Jindan bin Novel bin Salim. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Pendakwah Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan menjelaskan bahwa bentuk pengabdian dan bakti yang paling tinggi derajatnya bagi seorang anak adalah melanjutkan sambungan sillaturahim yang telah dijalin oleh kedua orang tua semasa hidupnya.

 

Hal ini disampaikan oleh Habib Jindan dalam puncak acara Haul ke-1 KH Noer Muhammad Iskandar (Kiai Noer) yang digelar di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, pada Jumat (03/12/21).

 

“Rasulullah saw menyebutkan di dalam hadits, termasuk bentuk birrul walidain yang paling tinggi derajatnya adalah kalau seseorang menyambung kembali apa yang biasa disambung oleh ayahnya, apa yang disambung oleh ibu-bapaknya, oleh orangtuanya yang sudah meninggal dunia,’” terang Habib Jindan mendasari penjelasannya.

 

Pimpinan Yayasan Al-Fachriyah, Tangerang, Banten itu memaparkan bahwa orang-orang yang tetap menjalin sillaturahim, mereka adalah orang yang saling bersaudara, bersahabat, saling cinta karena Allah swt. Tidak hanya itu, pada hari kiamat kelak, mereka akan dikumpulkan di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya.

 

“Para nabi-nabi iri dengan kedudukan mereka, itulah alasan mengapa tetap menjalin silaturahim disebut sebagai bakti paling tinggi kepada kedua orangtua,” imbuh Habib Jindan.

 

Penulis rubrik di Majalah Alkisah itu melanjutkan, dasar dari kecintaan yang dibangun karena Allah adalah ketakwaan. Sehingga walaupun orangnya sudah meninggal, tapi hubungan cinta karena Allah itu akan terus bersambung dan diteruskan oleh anak-anak dan cucunya, “Segala sesuatu yang dijalin karena Allah Swt akan langgeng dan abadi selamanya di dunia sampai akhirat,” tambahnya.

 

Selanjutnya, Habib Jindan merasa beruntung dan bahagia bisa hadir di acara Haul ke-1 Kiai Noer. Sebab, baginya kegiatan ini bukan sekadar haul, lebih dari itu, ia bisa bertemu dengan KH Manarul Hidayat. Menurut pengakuan Habib Jindan,  Kiai Manarul adalah sahabat ayahnya.

 

Wabil khusus sahabat ayah kami, KH Manarul Hidayat. Alhamdulillah, memang betul bahwa mereka ini saling bersahabat. Masyaallah, sungguh saya beruntung serta bahagia bisa hadir di tempat ini. Mengapa? Sebab bukan sekadar haul, tetapi juga termasuk bentuk bakti kepada orangtua,” tandasnya.

 

Kontributor: Mamluatul Hidayah
Editor: Aiz Luthfi