Nasional

Habib Umar Majalaya: Sebut Agama Terpuruk, Itu Tak Bijak

Senin, 5 Juli 2021 | 22:00 WIB

Habib Umar Majalaya: Sebut Agama Terpuruk, Itu Tak Bijak

Habib Umar Asegaf Majalaya saat berbicara di sela gelaran pembacaan Sholawat Nariyah. (Foto: tangkapan layar)

Jakarta, NU Online
Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat yang diwaliki Habib Umar Asegaf Majalaya mengungkapkan tidak bijaknya seseorang yang menyebut agama seolah-olah sedang diinjak. “Seolah agama sedang terpuruk, innalillahi.. Ini sangat tidak bijaksana,” ujarnya.


Hal ini diungkapkannya saat menjadi pengisi acara ‘Pembacaan Sholawat Nariyah dan Do’a untuk Menghadapi Wabah’, yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah PBNU secara daring, Senin (5/7) malam.


Saat memberi pengantar, Habib Umar mengungkapkan tidak ada yang lebih menyejukkan, menentramkan, dan menjadikan rasa aman kecuali dengan berdzikir.


Ia juga menjelaskan, banyak orang alim namun belum bijak dalam berpikir. “Mereka tidak bisa menggunakan fiqhul aulawiyat (fikih prioritas), mana yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa dikebelakangkan,” terangnya.


Menurut dia, saat ini yang dibutuhkan adalah kebijakan orang alim, ustadz, dan habaib untuk bisa menyatukan suara, menyejukkan, dan mengarahkan masyarakat untuk berfokus menjaga diri agar selamat dari musibah ini.


Pada acara yang disiarkan langsung melalui Zoom, Youtube dan Facebook milik NU Channel itu, Habib Umar juga menegaskan bahwa musibah ini bukan khayalan dan nyata adanya. 


“Kalau ada yang bilang masjid atau majelis ta’lim ditutup, itu kan karena keadaan darurat. Jadi, kalau kondisi sedang sempit maka hukum bisa jadi luas, dan kalau kondisi luas maka hukum menjadi sempit,” tuturnya.


Melalui Lembaga Dakwah NU, Habib Umar mengajak untuk bisa satu suara meluruskan orang-orang yang kurang bijaksana. “Mari kita rangkul, kita bimbing supaya bisa satu suara,” imbuhnya.


Habib Umar juga mengingatkan, jangan sampai mencelakakan orang lain, membahayakan orang lain, dan jangan mau dicelakakan atau dibahayakan.


Ulil Amri wajib kita taati. Bagi saya, patokan ulil amri adalah ketika mereka tidak melarang untuk ibadah yang kokoh. Jika urusan shalat di masjid kan sudah kita baca sejarahnya bahwa pada waktu tertentu itu dilarang. Kalau memang bahaya ya tidak boleh, saat hujan besar juga,” pungkasnya.


Acara tersebut juga dihadiri Ketua LD PBNU KH Agus Salim, Sekretaris LD PBNU KH M Bukhori Muslim. Pembacaan shalawat dalam acara itu dipimpin KH Bahrul Ulum.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori