Nasional

Imlek dan Kerukunan Umat Beragama di Suryakencana Bogor

Sabtu, 10 Februari 2024 | 07:00 WIB

Imlek dan Kerukunan Umat Beragama di Suryakencana Bogor

Ibu Suparmi bersama cucunya berkunjung ke Vihara Dhanagun di Suryakencana, Kota Bogor pada Jumat (9/2/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Imlek disebut sebagai tahun baru Cina. Masyarakat Tionghoa di Indonesia tahun ini merayakan Imlek pada Sabtu (10/2/2024). Dalam penanggalan Cina tahun ini merupakan tahun naga atau Shio Naga, tepatnya tahun Naga Kayu 2575 Kongzili. 


Salah satu tempat yang kental akan budaya Tionghoa di Indonesia adalah di Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, tepatnya di seberang Kebun Raya Bogor. 


Untuk sampai di lokasi bisa menggunakan rute Komuter Rel Listrik (KRL) stasiun Manggarai-Bogor. Setelah sampai pada tujuan akhir Stasiun Bogor kemudian naik angkot jurusan Sukasari. 


Setelah sampai di lokasi, terlihat interior dan infrastruktur khas Tionghoa. Tidak jauh dari gapura (pintu masuk) area Suryakencana terdapat sebuah Vihara Dhanagun (Hok Tek Bio).


Vihara nampak megah, dihiasi berbagai jenis ornamen dan perlengkapan ibadah khasnya. Lilin-lilin besar berjejer sangat rapi, lilin itu nantinya akan dinyalakan oleh jamaah yang hadir sebagai rangkaian ibadah mereka.


Sebagai destinasi di area Suryakencana Vihara tersebut juga tidak melarang untuk siapa pun berkunjung. Umat agama lain pun boleh berkunjung, salah satunya adalah Suparmi (58) dan ia merupakan seorang muslim. Ia berkunjung ke Vihara tersebut bersama cucunya yang masih tiga tahun.


“Ini cucu saya tak bawa ke sini, tak kenalkan saja biar nanti tidak kaget. Saya ke sini itu belanja, sekalian momong dan lihat kalau sore kan biasanya ada latihan barongsai,” katanya ke NU Online pada Jumat (9/2/2024).


Lebih lanjut ia mengungkapkan, selain belanja dan momong cucu, tujuan ia ke Vihara itu juga sebagai bentuk menghormati agama lain. Lanjut, ia menuturkan bahwa memiliki empat orang anak dan semuanya sekolah di sekolahan Katholik.


“Kita kan ke sini untuk merayakan juga, menghormati umat agama lain. Anak saya empat yang satu sekolah di Balikpapan, yang tiga di sini di sekolah Katholik dan sudah lulus semua, dan tidak ada yang membeda-bedakan,” ujarnya.


Suparmi berharap kerukunan antar umat beragama di Indonesia terus terawat, dan jangan sampai terpecah belah. Ia juga bertekad untuk selalu menjalin hubungan baik dengan pemeluk agama lain.


“Kalau nggak rukun tahu sendiri kan, saya nggak suka. Walaupun agama saya Islam, saya tidak membeda-bedakan, sama semuanya. Tidak ada pecah belah, keinginan saya gitu,” harapnya. 


“Anak saya juga kan ikut latihan barongsai, temen-temen saya juga banyak Cina-cina, sudah berkawan, saya bersatu sama mereka,” pungkasnya.


Kontributor: Suwitno