Nasional

Jalan Dakwah Komuji, Kajian Islam dan Suguhan Musik

Sabtu, 28 September 2019 | 07:30 WIB

Jalan Dakwah Komuji, Kajian Islam dan Suguhan Musik

Suasana diskusi diselingi dengan penampilan musik (Foto: NU Online/Rahman Ahdori)

Jakarta, NU Online

Komunitas Musisi Mengaji (Komuji) Chapter Jakarta konsisten menggelar Picnikustik di beberapa tempat di Jakarta. Picnikustik merupakan suguhan kajian islam yang dibalut dengan suguhan musik.

 

Acara ini dibuka untuk umum, utamanya kalangan muslim urban di Perkotaan yang ingin menggali ilmu agama Islam. Tema yang dibahas disesuaikan dengan masalah-masalah syariah yang terkadang masih menjadi perdebatan di kalangan akademisi Islam. Bahkan, di masyarakat masalah syariah tertentu dipahami keliru karena tidak banyak melakukan pendalaman bersama para ahlinya.

 

Pada Jum'at, (27/9) malam, Komuji kembali menggelar Picnikustik dengan suguhan tema Picnikustik Bicara Riba. Kegiatan berlangsung di Gedung Medco, Jalan Ampera, Kemang, Jakarta Selatan.

 

Picnikustik kali ini menghadirkan dua akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta yakni Ketua Jurusan Ilmu Hadis, Rifqi Muhammad, dan Praktisi Ekonomi Syariah, Mirza Karim. Sementara pengisi suguhan musik antara lain adalah Sajjaad Ali, Jiung, Beben Jazz & Inna Kamarie, MAN (Pallo), dipandu oleh Alga Indria, dan Ronal Surapradja.

 

Koordinator Komuji Chapter Jakarta, Kikan Namara, mengatakan kegiatan Picnikustik oleh Komuji telah berlangsung sejak satu tahun yang lalu. Picnikustik kali ini, kata Kikan, merupakan acara yang ke-7.

 

"Acara ini sudah digelar kurang lebih 1 tahun. Ini acara yang ketujuh. Awalnya rutin namun ada kendala sempat beberapa bulan tidak digelar, tidak ada acara. Nah bulan lalu dan kali ini kembali digelar Picnikustik mengangkat masalah riba," kata mantan vokalis Cokelat ini.

 

Komuji, lanjut Kikan, merupakan komunitas yang didirikan Egi Fauzi dan Alga Idria di Bandung. Pembentukan kelompok ini dilatarbelakangi oleh keresahan para musisi terhadap fenomena hijrah di kalangan musisi.

 

Menurut pelantun 'Karma' ini, hijrah seolah dipahami harus meninggalkan profesi. Padahal, memperdalam agama tidak harus meninggalkan profesi.

 

"Komuji ini dilatarbelakangi keresahan dua temen-teman di Bandung yang gelisah kepada temen temen musisi hijrah dan ninggalin musik. Oleh karena itu kita tetep bisa memperdalam agama kok dan tidak harus meninggalkan profesi," katanya.

 

Kikan menjelaskan, terkait tampilan acara, sengaja dibuat konsep perpaduan diskusi dua arah dan penampilan musik. Tujuannya, agar topik yang dibahas bisa sampai kepada publik namun tidak terkesan menjenuhkan. Justru, peserta yang hadir asik menghadiri pengajian karena diiringi dengan tampilan musik.

 

"Sebetulnya kenapa konsep seperti ini, karena anak muda biasanya pas diajak ikut pengajian, aduh males ngantuk, karena kesannya pengajian itu berat banget. Kita pengen ngasih sesuatu, bagaimana tertarik belajar agama tapi warnanya seperti ini. Cuma secara substansi itu kami punya dewan kuratornya, artinya tidak sembarangan memilih narasumber. Insyallah yang diundang orang yang kompeten di bidangnya," tuturnya.

 

Pewarta: Rahman Ahdori

Editor: Aryudi AR