Nasional

Kemlu RI Upayakan Evakuasi WNI di Palestina dan Israel

Jumat, 13 Oktober 2023 | 20:00 WIB

Kemlu RI Upayakan Evakuasi WNI di Palestina dan Israel

Sejumlah warga Palestina berdiri di luar masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Ahad, 8 Oktober 2023 lalu. (Foto: AP/YOUSEF MASOUD)

Jakarta, NU Online

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI sejak mula pecah perang Palestina Israel, berupaya untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di sana. Satu hal penting dalam upaya itu adalah keselamatan WNI.


"Proses evakuasi mengedepankan keselamatan," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Kemlu Judha Nugraha saat press briefing Kementerian Luar Negeri RI Perkembangan Situasi Palestina-Israel pada Jumat (13/10/2023).


Karenanya, Kemlu tidak serta-merta mengevakuasi WNI yang berjumlah 143 orang itu. Namun, hal tersebut menunggu kepastian keamanan pada jalur yang akan dilalui dalam proses evakuasi. "Satu hal yang perlu kita pastikan adalah keamanan jalur evakuasi," katanya.


"Kita tidak mungkin menggerakkan WNI kita di tengah pertempuran," lanjut Judha.


Bahkan, Judha menyebut bahwa evakuasi dari Jalur Gaza hanya bisa dilakukan jika terdapat jeda kemanusiaan. "Proses evakuasi hanya akan kita lakukan ketika ada jalur kemanusiaan sehingga WNI kita keluar dari jalur Gaza dengan selamat," ujarnya.


Ia juga menyampaikan bahwa Kemlu memiliki sejumlah rencana skenario evakuasi. Hal ini belajar dari sejumlah proses evakuasi yang pernah dilakukan. Dalam pelaksanaannya, skenario mana yang akan diterapkan bergantung pada situasi.


Namun, Kemlu terus berupaya untuk mewujudkan adanya jeda kemanusiaan. "Jeda kemanusiaan agar rute evakuasi dapat dilakukan dengan aman," katanya.


Lebih lanjut, Judha menyampaikan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjalin komunikasi dengan Filipina guna kerja sama evakuasi WNI di Israel. Sebab, Filipina memiliki Kedubes di Tel Aviv dan ASEAN mempunyai kesepakatan saling membantu.


Indonesia juga pernah membantu mengevakuasi warga Filipina dari Yaman pada tahun 2015, dari Kabul tahun 2021, dan dari Sudan pada 2023.


"Itu beberapa langkah sejak 7 Oktober hingga saat ini dan tetap kita lakukan intensif koordinasi," pungkasnya.


Sebelumnya, PBNU juga menyerukan kepada umat Islam dan warga Nahdlatul Ulama untuk melakukan shalat ghaib dan doa bersama guna mendoakan arwah yang meninggal disebabkan eskalasi kekerasan serta mendoakan agar jalan perdamaian dan keadilan dapat segera diwujudkan.


Selain itu, PBNU juga menyerukan agar inspirasi agama tentang rahmah dan persaudaraan, serta keadilan universal lebih dikedepankan dalam upaya resolusi konflik. Pun seruan keagamaan dan identitas tidak digunakan dalam memupuk kebencian. 


PBNU juga menyerukan agar Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak menggunakan veto dalam membela salah satu pihak dalam tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan tersebut. 


Kepada masyarakat internasional, PBNU juga meminta agar bertindak tegas dan adil dalam menyikapi eskalasi konflik Israel-Palestina.