Nasional

Ketika Gus Mus Membayangkan Bisa Sowan Nabi Muhammad Setiap Saat

Selasa, 19 Oktober 2021 | 00:00 WIB

Ketika Gus Mus Membayangkan Bisa Sowan Nabi Muhammad Setiap Saat

KH Ahmad Mustofa Bisri bersama Prof Quraish Shibah. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengunggah foto saat dirinya sowan (bertamu) ke kiai-kiai sepuh. Unggahan tersebut diberi judul 'Tamu Agung'. Lalu Gus Mus membayangkan jika setiap saat dapat juga sowan kepada Nabi Muhammad saw.


"Seperti umumnya orang-orang pesantren, aku juga biasa sowan kiai-kiai sepuh. Bahkan ada kiai-kiai sepuh yang sengaja secara rutin aku sowani saat masih sugeng," tulis Gus Mus melalui akun Facebook Ahmad Mustofa Bisri, bertepatan dengan Peringatan Maulid Nabi 12 Rabiul Awwal 1433 Hijriyah, Selasa (19/10/2021).


Gus Mus menyebut beberapa kiai sepuh yang kerap disowaninya itu seperti Allahuyarham KH Abdullah Salam Zein, KH Maimoen Zubair, dan KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh.


Sowan kepada para kiai sepuh itu bagi Gus Mus mirip setiap kali sowan kepada Nabi Muhammad, yakni tidak pernah punya agenda atau keperluan khusus. Hanya melulu sowan. Gus Mus pun bersyukur karena selalu mendapat ketenangan batin dari agenda sowan kepada para kiai yang teduh wajahnya dan sejuk petuahnya.  


"Memandang wajah-wajah mereka yang teduh berseri-seri dan mendengarkan dawuh-dawuh mereka yang menyejukkan. Alhamdulillah aku selalu mendapatkan sesuatu dari mereka. Minimal ketenangan batin," jelas Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah itu.

 

 

"Lalu berkhayal bagaimana andai aku setiap saat bisa sowan Kanjeng Nabi Muhammad --shallaLlãhu 'alaihi wasallam," tambahnya.


"Syahdan, bayangkanlah ketika suatu saat ada sesepuh yang sangat kuhormati dan secara ajeg aku sowani, tiba-tiba datang ke gubugku. Masyallah, begitu aku sadar bahwa aku tidak sedang bermimpi, aku justru menjadi panik dan gugup; bingung bagaimana harus menyambut  beliau," tulis Gus Mus.


Lalu, Gus Mus buru-buru mempersilakan tamu agung itu untuk masuk dan duduk. Tetapi kemudian, sebentar-sebentar ia menoleh ke sana ke mari dan sebentar-sebentar meneliti penampilannya sendiri.


"Khawatir jangan-jangan ada pemandangan atau penampilan yang tidak pantas dan tidak berkenan di hati tamu agungku itu. Sampai akhirnya sang tamulah yang justru menyuruhku duduk tenang," tulis Gus Mus.


"Lalu... Aku tidak mampu bahkan tidak berani membayangkan bagaimana andai yang datang ke rumah: Pemimpin Agung kita sendiri, Nabi Muhammad --shallaLlãhu 'alaihi wasallam," imbuhnya.


Unggahan Gus Mus itu diakhiri dengan untaian shalawat sebagai ungkapan kecintaan kepada Nabi Muhammad.


"Ashalãtu wassalaamu 'alaika yä NabiyyaLlãh. Ashalãtu wassalaamu 'alaika yã RasűlaLlãh. Ashalãtu wassalaamu 'alaika yã HabiibaLlãh. Ashalãtu wassalaamu 'alaika yã ShofiyyaLlãh. Ashalãtu wassalaamu 'alaika yã Shàhibasysyafa'ah. Al-Fãtihah," pungkas Gus Mus.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin