Ketika Kiai Dimyati Rois Kendal ‘Booking’ Waktu untuk Berpulang
NU Online · Sabtu, 18 Juni 2022 | 12:00 WIB

H Alamuddin Dimyati Rois, salah seorang putra Almaghfurlah KH Dimyati Rois, saat memberi sambutan 7 hari wafatnya Mbah Dim di Kendal. (Foto: NU Online/Hanan)
Ahmad Hanan
Kontributor
Kendal, NU Online
Salah seorang putra Almaghfurlah KH Dimyati Rois, H Alamuddin Dimyati Rois, menyebut sosok abahnya yang wafat pada Jumat (10/6/2022) dini hari pekan lalu bisa ‘membooking’ waktu untuk berpulang. Pasalnya, Mbah Dim selalu menanyakan kapan datangnya malam Jumat.
Gus Alam, sapaan akrabnya, menceritakan hal ini pada peringatan 7 hari wafatnya Mbah Dim. Tahlil dan doa untuk sosok kiai kharismatik yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu dilaksanakan di Pesantren Al-Fadhlu wal Fadhilah 1 Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (16/6/2022).
“Saya percaya bahwa kalau Allah sudah memanggil hamba-Nya itu tidak bisa diundur, tidak bisa dimajukan. Mulai hari Selasa, Abah sudah tanya terus kepada Aziz. Padahal kondisi Abah masih sehat,” tutur Gus Alam.
"Ziz, Ziz. Malam Jumuah iseh kurang pirang dino, Ziz? (Ziz, malam Jumat itu masih kurang berapa hari lagi, Ziz?” lanjutnya menirukan Mbah Dim.
Gus Alam kemudian mengatakan bahwa Aziz, salah seorang adiknya, kemudian menjawab pertanyaan dari Kiai Dimyati tadi.
“Wonten napa, Bah? Niki kan mboten Jumat Kliwon, Bah? Mboten Jumat Wage, Bah? Kok njenengan tangklet malem Jumat. Badhe wonten acara napa, Bah? (Ada apa, Bah? Ini kan bukan Jumat Kliwon ataupun Jumat Wage, Bah? Kok Abah tanya malam Jumat. Mau ada acara apa, Bah?, red),” ungkapnya.
Mendengar itu, Kiai Dimyati agak sedikit marah. “Kowe ngerti opo? Rahasia iki! Rahasia pribadi. Aku duwe acara dewe, Ziz! (Kamu ngerti apa? Rahasia ini! Rahasia Pribadi. Aku punya acara sendiri, Ziz!” jawab Kiai Dimyati dengan nada sedikit marah.
“Masyaallah memang. Tidak bisa diundur, tidak bisa dimajukan. Tapi subhanallah, kelas syaikhina wa murabbi ruhina, KH Dimyati Rois, tidak bisa mundur, tidak bisa maju. Tapi Abah bisa booking waktu,” imbuh Gus Alam.
Untuk itu, Anggota FPKB DPR-RI periode 2009-2014 kemudian menyarankan para hadirin agar mulai mempersiapkan waktu terbaik dari sekarang. kemudian menyarankan para hadirin agar mulai mempersiapkan waktu terbaik dari sekarang.
“Makanya saya menyarankan kepada panjenengan. Mulai sekarang booking-lah waktu. Kira-kira njenengan booking 100 tahun lagi, itupun kalau bisa,” canda Gus Alam diselingi tawa para hadirin.
“Jadi ternyata itu tidak bisa maju tidak bisa mundur. Tapi bisa booking hari. Dan abah itu selalu bertanya. Malam Jumat kurang berapa hari lagi? Siapa yang menyangka pertanyaan itu,” tutupnya.
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua