Nasional

Ketum PBNU Tanggapi Khutbah Arafah Sheikh Mohammad Al-Issa

Rabu, 13 Juli 2022 | 19:05 WIB

Ketum PBNU Tanggapi Khutbah Arafah Sheikh Mohammad Al-Issa

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Menag Yaqut Cholil Qoumas usai bertemu dengan Sekjen Liga Muslim Dunia Sheikh Mohammad Al-Issa.

Jakarta, NU Online 
Saat menyampaikan Khutbah Arafah bertepatan dengan momentum Haji Akbar, Jumat (8/7/2022), Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami), Sheikh Mohammad Al-Issa menyerukan kepada umat beriman untuk berpegang teguh pada nilai-nilai luhur Islam yang mempromosikan harmoni dan kasih sayang, serta menghindari semua hal yang mengarah pada perbedaan pendapat, permusuhan dan perpecahan di antara orang-orang beriman.


Mantan Menteri Kehakiman Arab Saudi ini juga mengingatkan umat Islam untuk bersegera melakukan hal-hal yang baik, termasuk rajin mematuhi nilai-nilai yang diajarkan Islam yakni nilai-nilai yang dengan kuat membentuk perilaku seorang Muslim dan menyempurnakannya dengan cara terbaik. 


Terkait materi khutbah yang diserukan Anggota Dewan Cendekiawan Senior Arab Saudi ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan penghargaan yang mendalam.


“Khutbah berharga itu menggemakan seruan yang sangat penting yang harus didengar dan diikuti umat Islam di seluruh dunia, yang merupakan pengingat akan makna kehadiran Islam di tengah-tengah bangsa,” ungkap Gus Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online, Selasa (12/7/2022).


Seruan dalam khutbah tersebut, lanjut Gus Yahya, mengajak agar seluruh umat Islam untuk membangun peradaban berbasis moral dan saling menghormati sesama manusia. “Seruan ini sangat mendesak di tengah banyaknya konflik yang berlarut-larut di berbagai tempat di dunia,” tambahnya.


Terkait hal ini, umat Islam menurutnya harus mendukung seruan ini jika ingin menampilkan Islam dengan wajah aslinya guna menghilangkan miskonsepsi berbagai pihak terhadap Islam, Islamofobia, sekaligus menghadirkan kontribusi yang realistis terhadap upaya mencari solusi atas masalah peradaban saat ini.


Gus Yahya menilai Sheikh Mohammad Al-Issa merupakan sosok yang sudah sejak lama berjuang dalam upaya mewujudkan perdamaian dan harmoni global. Ia gigih melakukan seruan dengan strategi yang berani dan mencerahkan serta terobosan-terobosan melalui berbagai dialog.
 

Sheikh Mohammad Al-Issa, secara luas dikenal sebagai tokoh terkemuka yang secara konsisten menyerukan tentang Islam moderat, berkomitmen membawa kesadaran global pada pesan sejati empati, pengertian, dan kerja sama agama di antara semua orang. 

 

Ia juga dikenal memiliki kedekatan dengan komunitas Muslim di negara-negara non-Islam. Termasuk mengajarkan tentang menghormati konstitusi, hukum, dan budaya negara tempat mereka tinggal. 

 
Di tingkat akademik, Al-Issa memiliki spesialisasi dalam Syariah Islam, hukum tata negara dan administrasi, dan menulis sejumlah buku dan menerbitkan artikel tentang Syariah, hukum, dan banyak masalah intelektual. Dia juga mengajar Syariah dan hukum di beberapa universitas Saudi, mengawasi dan mendiskusikan banyak tesis doktoral dan master, dan memberikan kuliah di lembaga-lembaga intelektual internasional dan universitas di seluruh dunia.


Sheikh Mohammad Al- Issa dukung Forum R20
Komitmen Sheikh Mohammad Al- Issa dalam mewujudkan perdamaian dunia inilah yang kemudian Gus Yahya mengundangnya sekaligus melibatkannya dalam kerja sama menyelenggarakan Muktamar Internasional Religion-20 di Bali, 23 November 2022 mendatang.


R-20 ini merupakan bagian dari peringatan Satu Abad NU. Di tengah persiapan menyambut R20 ini, peran baru keterlibatan Liga Muslim Dunia dalam ikut serta membantu kesuksesan pagelaran Muktamar Internasional R-20 ini membawa angin segar bagi Nahdlatul Ulama. 


Selain Sheikh Mohammad Al- Issa, para tokoh agama dunia juga diagendakan hadir di antaranya Paus Fransiskus, Raja Norodom Sihamoni, Grand Syekh Al-Azhar Syeikh Ahmad Ath-Thayyeb, Uskup Agung Canterbury ke-105 Justin Portal Welby, dan pemimpin internasional agama Hindu, Buddha, serta beberapa pemimpin agama lainnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Zunus Muhammad