Nasional

Ketum PBNU Ungkap Tujuan Menggagas Gerakan Keluarga Maslahah

Jumat, 2 Juni 2023 | 20:00 WIB

Ketum PBNU Ungkap Tujuan Menggagas Gerakan Keluarga Maslahah

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat memberikan arahan dalam rapat kerja pengurus Satgas Gerakan Keluarga Maslahah, Rabu lalu di Jakarta. (Foto: Humas PBNU)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa program Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) pada dasarnya memiliki tujuan yang sangat besar yakni untuk memastikan kehadiran PBNU ke dalam keseharian nahdliyin atau warga NU.
 
 
“Prorgam dan pilihan metode kerja Satgas adalah realisasi dari visi PBNU untuk, pertama secara nyata menghadirkan jam’iyah atau organisasi NU di dalam kehidupan masyarakat NU. Kita harus hadir dalam dinamika kehidupan masyarakat NU yang luas dan beragam,” ujar Gus Yahya dalam rapat kerja dengan seluruh anggota Pengurus Satgas GKMNU, Rabu lalu di Jakarta.
 
 
Untuk itu, lanjut Gus Yahya, diperlukan transformasi sistemik yang luas. Strategi menghadirkan organisasi NU ke tengah-tengah masyarakat nahdliyin adalah melalui program keluarga maslahat, melalui program lintas lini dan lintas organisasi badan otonom NU.


“Kita menginginkan terjadinya konsolidasi masyarakat NU di tingkat basis, sehingga bisa diajak atau didorong untuk bergerak bersama menuju arah tertentu,” ucap Gus Yahya.
 
 
Sementara itu, Kasatgas GKMNU Yaqut Cholil Qoumas dalam pembukaannya menjelaskan bahwa keluarga memiliki peran vital dalam membangun perbaikan yang lebih besar. Perbaikan di level keluarga yang masif secara simultan, diyakini dapat berdampak pada perbaikan peradaban masyarakat, dan peradaban yang lebih luas.
 
 
"Permulaan untuk membangun peradaban manusia ya dimulai dari keluarga. Jadi membangun keluarga itu sama saja dengan membangun peradaban dan ini gagasan awal dari Gerakan Keluarga Maslahat Nadhalatul Ulama," kata Gus Yaqut.


"Cita-cita membangun peradaban yang sering kita dengar dari Ketua Umum PBNU itu tidak ada pilihan lain selain dari keluarga. Tanpa keluarga kita tidak bisa bicara tentang peradaban. Nah pertemuan ini adalah untuk membahas lebih dalam terkait agenda dan program kerja apa yang akan dijalankan dalam waktu dekat ini," sambung Gus Men panggilan akrabnya.
 
 
Gus Yaqut melanjutkan, untuk melakukan gerakan dalam level nasional seperti yang diharapkan ini, diperlukan tim yang tangguh di level provinsi, kota, hingga desa. Oleh karena itu, diperlukan pembentukan struktur dan diisi tenaga-tenaga yang cakap pada setiap level.
 
 
Dengan adanya struktur yang dibentuk dari level pusat hingga desa, serta program yang disiapkan dengan baik, ia berharap gerakan ini akan berjalan dengan masif, serta dapat dirasakan keberadaannya oleh masyarakat.
 
 
"Agenda-agenda dalam menjalankan GKMNU ini harus jelas sehingga manfaatnya bisa dirasakan di level keluarga. Apalagi NU itu memiliki elemen struktural yang sampai ke level paling bawah. Kita harus mampu menggerakkan elemen struktural di level paling bawah untuk mewujudkan keluarga maslahah," tandasnya.


Senada, Wakasatgas Alissa Wahid melanjutkan bahwa forum ini digelar di antaranya untuk merancang 5 hal strategis: 1) Desain Program, 2) Mekanisme pengorganisasian, 3) Penyusunan petunjuk teknis, 4) Pembagian Tugas, dan 5) penyusunan Rencana Kerja di tiga wilayah utama.
 

“Forum ini akan menghasilkan sejumlah rencana strategis. Di antaranya adanya struktur Satgas di level bawah. Akan ada Satgas Nasional di level pusat, satgas wilayah di level provinsi, satgas cabang di level kabupaten dan kota, satgas MWC di level kecamatan dan kader di level desa,” ujar Alissa Wahid.
 
 
Secara garis besar, Alissa menjelaskan bahwa tugas Satgas dari berbagai level adalah untuk memfasilitasi program, supervisi, dan melakukan advokasi terhadap kelompok dan ‘ngoyak-ngoyak’ kelompok keluarga untuk mengerjakan program ketahanan keluarga.
 
 
Alissa mengatakan program Satgas GKM-NU banyak, mulai dari kelas pengasuhan, penurunan stunting, konsultasi keluarga dan program lain. “Nah, program mandatori yang sangat penting adalah bimbingan keluarga dan bimbingan anak dan remaja,” jelas Alissa Wahid.
 
 
Raker ini dilanjutkan dengan pembahasan program dari setiap divisi. Tujuannya untuk menghasilkan program yang terukur, memiliki target dan sasaran yang jelas, serta memiliki tenggat waktu yang ditentukan.
 
 
Kegiatan raker ini dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kementerian Agama Terkait Program Ketahanan Keluarga yang memiliki tujuan yang serupa untuk memperkuat ketahanan keluarga.


Editor: Fathoni Ahmad