Nasional

Kiai Said: Percuma Bernegara Jika Tak Membangun Manusia Berkarakter

Sabtu, 14 Desember 2019 | 15:15 WIB

Kiai Said: Percuma Bernegara Jika Tak Membangun Manusia Berkarakter

Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj.

Bogor, NU Online
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia terus meningkat seiring berjalannya tahun. Laporan United Nations Development Programme (UNDP) terbaru Desember 2019 menunjukkan adanya peningkatan. Namun, hal itu saja tidak cukup. Negara juga harus membangun manusia yang berkarakter. 
 
Hal itu ditegaskan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan Orasi Ilmiah pada Wisuda Unusia Tahun Akademik 2019-2020 di Kampus Unusia Kemang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/12).

"Percuma bernegara, berkelompok kalau agendanya bukan membangun manusia berkarakter," ujar Kiai Said di Kampus B Unusia, Parung, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (14/12).

Menurutnya, pembangunan juga harus dilakukan kepada manusia secara berkelompok, tidak hanya manusia secara individu. Ia menyitir Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 13 yang menjelaskan penciptaan manusia berbangsa dan bersuku untuk saling mengenal. Ayat tersebut juga menegaskan bahwa yang paling mulia di antara manusia adalah yang paling bertakwa.

Manusia di situ, jelas Kiai Said, bukan secara individual melainkan komunal dalam ikatan kenegaraan. "Yang ditekankan bukan individu. Kasya'bin wa qabilah, negara paling mulia kabilah paling mulia," terang Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.
 
Ia menambahkan, negara yang demikian ini bukan Indonesia ataupun Arab Saudi, tetapi negara-negara di wilayah Skandinavia seperti Swedia. Dikatakan, di sana tidak ada pencurian sehingga negerinya aman, tenteram, jujur, dan adil.

Berangkat dari hal tersebut, Kiai Said menyampaikan bahwa membangun 'nas', komunitas manusia ini cukup sulit. Sebab, pembangunan ini jika berhasil bukan satu dua orang saja yang mulia, tetapi seluruh warga dalam satu negara.

Hal itulah, kata Kiai Said, yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai ishlahin bayna al-nas, membangun kemaslahatan di tengah komunitas manusia. Selain 'nas', manusia dalam bahasa Arab juga disebut sebagai 'basyar', manusia dalam arti fisik. Manusia juga dikatakan sebagai insan yang digariskan dalam Al-Qur'an itu merugi kecuali yang beriman, beramal saleh, dan saling berwasiat tentang ketakwaan dan kesabaran.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Muchlishon