Nasional

Kisah Amalan Seseorang yang Jadi Sebab Mabrurnya 600 Ribu Jamaah Haji

Sabtu, 5 Juni 2021 | 05:15 WIB

Kisah Amalan Seseorang yang Jadi Sebab Mabrurnya 600 Ribu Jamaah Haji

KH Taufik Damas saat mengisi pengajian kitab di channel Youtube TVNU. (Foto: tangkapan layar TVNU)

Jakarta, NU Online

Tahun 2021 jamaah calon haji di Indonesia harus kembali menerima kenyataan pembatalan haji oleh pemerintah seperti tahun lalu. Pandemi Covid-19 dan ketidakpastian kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi menjadi di antara sebab musababnya.


Turut menyikapi kebijakan tersebut, Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Taufik Damas dengan berupaya membesarkan hati para jamaah calon haji yang gagal berangkat. Ia menyampaikan sebuah kisah tentang satu orang yang yang hajinya mabrur di antara 600 ribu jamaah haji lainnya. Padahal orang tersebut justru tidak jadi berangkat haji ke tanah suci.


Kiai Taufik menjelaskan, dalam kajian tasawuf, ada kisah terkenal tentang mimpi Ibnu Mubarak ketika berhaji. Ia mimpi melihat dua malaikat berdialog soal siapa yang hajinya diterima (mabrur) dari 600 ribu jamaah haji ketika itu. 


“Tenyata hanya satu orang yang mendapat haji mabrur. Dialah Ibnu Muwafaq. Uniknya, Ibnu Muwafaq ternyata tidak ada dalam rombongan jamaah haji ketika itu,” ungkap Kiai Taufik lewat twitter pribadinya, Sabtu (5/6).

 

 

 

 

Setelah ditelusuri, lanjutnya, Ibnu Muwafaq tidak jadi melakukan haji karena lebih memilih menyedekahkan biaya hajinya untuk sebuah kampung miskin.


“Padahal, Ibnu Muwafaq mengumpulkan biaya hajinya selama 30 tahun dengan bekerja sebagai tukang sol sepatu. Berkat mabrur-nya ini, Allah menerima haji semua jamaah haji ketika itu,” terang Kiai Taufik.


Dalam riwayat lain, menurut Kiai Taufik, yang mendapatkan gelar haji mabrur ada 6 orang. Kemabruran 6 orang ini menjadi sebab diterimanya haji 600 ribu jamaah. Setiap orang menularkan kemabruran kepada 100 ribu jamaah.


“Jadi, ternyata ada ibadah yang lebih hebat nilainya di sisi Allah dibanding haji, yaitu kedermawanan hati, empati, dan simpati kepada orang lemah,” jelas Kiai Taufik.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muhammad Faizin