Nasional

Lembaga Dakwah NU Bagikan Trik-trik Menjadi Dai YouTube

Sabtu, 19 September 2020 | 12:30 WIB

Lembaga Dakwah NU Bagikan Trik-trik Menjadi Dai YouTube

Dakwah saat ini harus menggunakan teknologi salah satunya YouTube.

Jakarta, NU Online

Pada era sekarang, para dai dituntut bisa menguasai teknologi termasuk media sosial. Dalam menyampaikan dakwah lewat media sosial akan membawa dampak baik hingga waktu yang panjang.

 

Hal itu disampaikan Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU, H Moch Bukhori Muslim dalam kegiatan Pelatihan Menjadi Dai YouTube, Jumat (18/9) malam.

 

"Dakwah via YouTube akan menjadi bermakna meskipun sudah meninggal, namun masih bermanfaat dan mengalir pahalanya," kata Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. 

 

Ustadz Ali Imron, narasumber lainnya dari Seomolek Kemendikbud memberikan trik-trik agar media YouTube dimaksimalkan sehingga memiliki banyak subscriber, like dan share. Hal itu juga  bertujuan untuk kepentingan dakwah dan melatih kreativitas dalam menyajikan konten video dakwah.

 

Sementara itu, Dr Rully Nasrullah praktisi YouTuber dan penulis 300 judul buku mengatakan menjadi dai YouTuber harus total, termasuk berani mengeluarkan modal sendiri untuk membeli alat-alat untuk teknik editing video. 

 

Ketua Pembina Yayasan Muamalah Kreasi Hidup, Ustadz Muhamad Zen melengkapi trik degan membagikan 13 langkah menjadi dai YouTube. Pertama buat Channel Youtube. Kedua, jangan asal upload video. Ketiga, berteman dengan pembuat konten lainnya. Keempat,  jangan lupakan komunitas online di YouTube dan offline.

 

Berikutnya, menentukan ide dan konsep channel; konten yang menarik dan berkualitas; konsisten; membeli kebutuhan videografi dan editing; terus belajar video editing; promosi channel dan video; komunikasi dua arah; membuat akun AdSense; dan niat serta semangat pantang menyerah. 

 

Pelatihan tersebut diadakan LDPBNU bekerjasama dengan NU Ranting Cempaka Putih Ciputat Timur. Ketua Ranting NU Cempaka Putih, Ustadz Mukhlis mengatakan pelatihan diadakan secara online. Salah satu hal mendasar diadakan kegiatan itu, menurutnya karena ternyata untuk menjadi dai profesional tidak hanya memiliki sertifikat atau standarisasi kompetensi.


"Tapi seorang dai juga harus meningkatkan kompetensi dirinya dalam dunia IT seperti aplikasi YouTube. Bagi dai tertentu YouTube sangat sulit sekali dijadikan sebagai media dakwah. Karena dibutuhkan adanyanya keahlian ilmu khusus dan kemauan yang kuat bagi dai dan tim manajemen," ungkapnya.

Pewarta: Kendi Setiawan

Editor: Alhafiz Kurniawan