Nasional

LFPBNU Gelar Penelitian di Titik Pusat Gerhana Matahari, Kabupaten Biak Papua

Selasa, 18 April 2023 | 13:00 WIB

LFPBNU Gelar Penelitian di Titik Pusat Gerhana Matahari, Kabupaten Biak Papua

Ilustrasi. (Foto: NU Online/Suwitno).

Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LFPBNU) bakal menggelar pengamatan gerhana matahari hibrid yang akan terjadi pada Kamis (20/4/2023). Pada gerhana yang akan mulai terjadi pada pukul 09.29.27 WIB dengan puncaknya pada pukul 10.45.23 WIB, dan berakhir pada pukul 12.06.41 WIB, tim akan melakukan pengamatan langsung di titik pusat gerhana.

 

Titik pusat gerhana terjadi di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua. Dari lokasi, gerhana terjadi mulai pukul 10:20 WIT puncaknya pukul 11:57 WIT, dan berakhir pukul 13:26 WIT. Peristiwa ini juga akan tampak atau terlihat di seluruh Indonesia sebagai gerhana sebagian.

 

Wakil Sekretaris LFPBNU Ma’rufin Sudibyo mengatakan bahwa pengamatan ini bertujuan untuk penelitian dan pendidikan tim dari Lembaga Falakiyah PBNU bersama Kemenag. Tim akan berangkat H-2 di lokasi yang terlihat total.

 

"Bersama tim dari Kemenag, kami Lembaga Falakiyah PBNU lakukan kegiatan pemantauan gerhana, tentunya ini menjadi sebuah penelitian bersama hasil hisab yang kita gunakan selama ini sekaligus sebagai bahan pendidikan ke depan kader-kader Falakiyah Nahdlatul Ulama dan Kementerian Agama." katanya.

 

"Kita sudah persiapkan berbagai alat pengamatan untuk besok, mulai dari teleskop lengkap dengan alat pendukungnya, semoga cuaca juga cerah sehingga kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal". Imbuhnya melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, Selasa (18/4/2023).

 

Diharapkan kondisi cuaca cerah karena tim sudah mempersiapkan alat pengamatan dengan lengkap. Gerhana matahari ini terjadi pada akhir bulan Hijriyah saat bulan mengalami konjungsi dan posisinya sejajar dengan matahari dan bumi dalam satu garis ekliptika.

 

Berdasarkan data dari LF PBNU, gerhana matahari bisa terjadi di akhir bulan Qamariyah pada fase bulan mati, atau ijtimak atau ada yang menyebut juga konjungsi. Itu pun baru terjadi jika posisi matahari, bulan, dan bumi dalam satu garis ekliptik atau zodiak yang sama dan derajat yang sama.

 

Gerhana matahari ini tidak terjadi setiap bulan karena posisi lintasan bulan terhadap garis edar ekliptika tidak berimpit, melainkan ada kemiringan sekitar lima derajat. Peristiwa gerhana matahari ini jika pun disebut memiliki siklus, tidak beraturan. Hanya saja, dalam waktu tertentu, akan ada kondisi yang hampir serupa, tetapi tidak persis sama.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aiz Luthfi